SHE SAY YES !

14.2K 657 51
                                    

Note:
Sebelum menceritakan kehidupan mereka setelahnya, ada sepenggal cerita dari sisi Rose ketika dia meminta Jennie untuk menjadi kekasihnya.

~•~

Tepuk tangan terdengar sangat meriah setelah melihat gadis cantik di depan sana meresmikan peluncuran brand terbaru dari perusahaannya. Ah, bolehkah aku bicara seperti ini? Tapi dia sungguh sangat cantik hari ini. Tidak-tidak! Setiap hari dia memang sempurna.

Terlepas dari penampilannya, aku cukup bangga kepadanya. Masih muda tapi sudah sukses, apalagi di balik kesuksesannya ini, tidak ada campur tangan orang tuanya. Dia benar-benar gadis yang hebat. Dan untuk tepuk tangan yang sangat meriah, dia bahkan pantas mendapatkan yang lebih dari ini!

Mataku tidak pernah lepas darinya, astaga Jennie, apa yang kau lakukan padaku? Apa kau tahu aku merasa sangat tersiksa dengan perasaan ini karena tidak bisa mengungkapkannya. Aku belum berani.

Lamunanku terbuyarkan karena Lisa dengan kurang ajarnya mengagetkanku. Lihat, bahkan dia tidak merasa bersalah sedikit pun.

"Apa Lisa? Kau menggangguku untuk melihat Jennie," kataku setelah memutar bola mataku malas.

"Hei, sudah tiga tahun kau seperti ini! Dia kan sudah mengenalmu, kenapa kau tidak mengajaknya berkencan saja sih!"

Aku hampir saja memukul kepala manusia Thailand di hadapanku ini jika tidak ingat Jennie. Tidak mungkin aku menghancurkan acara besarnya dengan suara pukulan yang tidak pantas. Tapi aku bersumpah, setelah ini aku akan menghukummu Mrs. Manoban.

Karena sibuk meladeni Lisa yang terus mendorongku untuk mengajak Jennie berkencan, aku sampai tidak sadar jika gadis pujaanku itu sudah berada di dekat kami dan tertawa. Astaga, dia pasti melihat betapa konyolnya aku dan Lisa. Ugh, lain kali aku tidak akan pergi dengannya, dia memalukan.

"Hai, kalian."

Oh God! Tubuhku mendadak kaku dan lidahku kelu! Aku benar-benar gugup sekarang, apa yang harus kulakukan? Sebelum menoleh ke Jennie, aku tahu Lisa merencanakan sesuatu karena senyum miringnya itu! Lisa, jangan macam-maca-

"Hai, Jennie. Chaeng bilang ada sesuatu yang ingin dia katakan padamu."

Damn it! Akan kupotong gajimu Lisaaa!

Aku beralih menatap Jennie dan mengelus tengkuk leherku. Gugup. Apalagi, Jennie saat ini benar-benar menatapku. Astaga, aku hampir gila!

"Ada apa, Rosie?"

Setidaknya, mendengar dia memanggil namaku dengan begitu imut mampu membuat lidahku tidak kelu. Baiklah, kali ini saja aku menuruti Lisa.

"I- Itu.. Hm- Maksudku.."

Ayolah! Katakan saja!

Aku masih mengatur nafasku diam-diam dan menatap Jennie yang sabar menungguku. Tapi saat aku ingin mengatakan semuanya dengan benar dan lembut, yang kulakukan hanya bicara dengan gaya rap. Jangan salahkan aku, kau tahu penyebab semuanya adalah Lisa.

"Akupunyaduatiketkepasarmalam!"

Setelah mengatakan itu, aku menatap tajam Lisa yang dengan lancangnya mencubit pinggangku. Untung aku tidak berteriak dan menghabisinya di sini, sekali lagi aku tidak ingin acara besar Jennie berubah menjadi pertumpahan darah Lisa.

OUR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang