Note: HALO! WOY
Sesaat, kami saling melempar pandangan dengan dia yang belum menjawabku. Aku hanya penasaran, dia ini siapa? Kenapa aku merasa aneh ketika melihat atau bahkan ketika berada di dekatnya? Apalagi saat aku terbangun, dia memelukku begitu erat seperti tidak ingin kehilanganku. Dia memang bilang jika dia hanyalah temanku, tapi entah kenapa aku merasa jika dia bukanlah temanku.
Lalu, saat dia tersenyum begitu manis untukku, mengelus rambutku, dan mencium keningku, aku merasakan banyak kupu-kupu yang berterbangan di dalam perutku. Rasanya sangat menggelitik.
Jadi, siapa gadis di hadapanku ini?
Atau,
Apa yang sudah terjadi?
Saat ini, hanya dia yang mampu membuatku ingin mengingat semuanya. Membuatku terus berpikir keras tentang ingatanku. Namun, saat sedang mencoba untuk mengingat, aku malah merasakan jika kepalaku sangat sakit, seperti dipukul dengan benda tumpul. Sampai-sampai aku meringis gak tertahan, membuat Rosie kembali berjongkok dan menggenggam tanganku yang sedang meremas-remas rambutku.
"Gwenchana? Ah- Ayo kita kembali!" Katanya dengan sangat panik.
Ketika Rosie hendak berdiri dan membawaku kembali, aku menahan tangannya, membuat pergerakannya berhenti dan bergantian menatapku.
"Ada apa? Apa yang kau rasakan?" Katanya dengan nada panik. "Mau kupanggilkan perawat atau dokter? Ah, tapi di sini tidak aman dan hari semakin gelap, kita kembali ya?"
Aku menggeleng dengan lemah, sudah tahu kepalaku sakit tapi manusia tupai ini malah berisik sekali.
DEG
A- Apa aku baru saja mengucapkan tupai? Aku langsung menatap matanya yang masih terlihat sangat khawatir, lalu entah kenapa aku mengulurkan tanganku, menggapai wajahnya tepat di pipi lalu mengelusnya dengan lembut.
"T- Tupai," kataku lirih.
Kepalaku semakin sakit, tapi aku tetap menatap matanya. Dia terlihat sangat terkejut, tubuhnya membeku dan kurasa wajahnya juga memerah.
Sejak kapan mengingat menjadi semenyakitkan ini. Pandanganku mulai buram, tapi perhatianku masih berada pada Rosie. Hingga akhirnya aku mengeluarkan suara yang amat lirih, sesaat sebelum kesadaranku menghilang.
"Bodoh?"
~•~
Samar-samar, aku mendengar suara yang entah membicarakan apa. Dengan perlahan, aku mulai membuka mataku, beradaptasi dengan cahaya sebentar sebelum benar-benar terbuka.
Aku merasakan seseorang menggenggam tanganku, hangat. Saat aku berusaha menoleh, aku melihat Rosie, seseorang yang tidak bisa kuingat atau haruskan aku bilang belum bisa diingat, sedang menatapku dengan tatapan terkejutnya.
"Jennie!" Katanya sedikit berteriak, membuat kepalaku terasa sakit sebentar.
"Ah, Ma- Maaf," katanya ketika melihatku meringis sedikit.
Aku mengalihkan tatapanku ke sisi lain dan ternyata hanya ada kami berdua di sini. Lalu dengan siapa dia bicara tadi?
"Gwenchana?"
Aku kembali menatap Rosie yang masih menatapku, kini dia bangkit dari kursinya, menunduk dan menumpu tangannya yang lain di sisi kepalaku sambil mengelus lembut rambutku. Dengan posisi kami yang seperti ini, entah kenapa jantungku kembali berdetak, apa setelah 'kecelakaan' itu jantungku jadi bermasalah?
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR LOVE
RomanceKehidupan Park Chaeyoung a.k.a Roseanne Park setelah berhasil mendapati gadis bernama Kim Jennie sepenuhnya. Setelah menyimpan rasa selama 3 tahun terakhir, akhirnya Rose bisa memiliki Jennie. Namun ternyata semua tidak seindah bayangannya, ada saj...