Jennie's Birthday

3.8K 464 93
                                    

note: chapter kali ini sedikit lompat dari chapter sebelumnya ya, jadi jangan bingung karena waktu sudah berlalu ^^








KEMANA MANUSIA TUPAI ITU !!??

Mood-ku benar-benar hancur sejak tadi pagi. Ah tidak, bahkan sejak semalam! Kemana perginya Rose? Aku sampai tidur jam satu malam karena menunggunya mengirimku pesan atau mengucapkan selamat ulang tahun tengah malam seperti yang sering dia lakukan dulu. Tapi yang kudapat hanya nol besar!

Aku sudah bertanya pada Lisa dan Soyeon kemana perginya berandal itu. Tapi kata mereka, Rose tidak datang ke studio. Dia sama sekali tidak memberiku kabar, bahkan telfoku pun sampai diabaikannya. Ini adalah hal baru, apa Rose menyembunyikan sesuatu lagi dariku!?

Pikiranku terus malaju ke arah negatif tanpa tahu dimana rem-nya. Sampai pikiran itu dihentikan oleh ketukan pintu ruanganku. Aku menyuruhnya masuk dan ternyata Jisoo yang datang. Kuhembuskan nafasku kasar dan menyenderkan tubuhku ke kursi dengan kasar.

"Wow, kau terlihat sangat marah," kata Jisoo seraya duduk di kursi hadapanku.

Aku menatapnya sekilas. "Ini karena berandal itu."

"Berandal? Nugu?"

"PARK CHAEYOUNG!! Aish, maaf aku berteriak. Tapi dia benar-benar— Waahh aku tidak percaya dia sangat mengabaikanku di hari seperti ini. Awas saja aku akan mengulitinya ketika bertemu!"

"Hey, tenanglah! Mungkin dia sibuk di studio. Kata Lisa, Chaeyoung sedang melakukannya lagi, kali ini dia yang akan mencari produser lain. Kasian, reputasi studionya semakin memburuk ketika job terakhir kali tidak berjalan dengan lancar."

Aku berdecak kesal. Tetap saja! Bahkan kemarin malam dia tidak mengatakan apapun. Selama ini, sesibuk apapun dia, pasti akan mengabariku.

Kutatap kembali Jisoo dengan tidak mood. "Kenapa kau kemari?"

Jisoo menunjukkan senyumnya. "Ini, hadiahku dan Lisa."

Aku kembali menghela nafasku dengan kasar. "Bahkan kau orang pertama yang memberiku hadiah. Omong-omong, terima kasih."

"Sama-sama. Ayolah, sebentar lagi ada meeting. Berdamailah dengan mood-mu sendiri."

Jisoo meninggalkanku begitu saja. Aku menyimpan hadiah dari Jisoo dan Lisa kemudian kembali bekerja, meski isi kepalaku terus memaki kepada Rose, tapi aku harus tetap bekerja.

Selesai meeting, Jisoo menghampiriku setelah membeli kopi.

"Sepertinya Chaeng memiliki saingan?" Ujar Jisoo.

"Apa maksudmu?"

"Kau akan tahu sebentar lagi. Dia sedang berjalan ke sini, kalau begitu aku duluan."

Kutatap punggung Jisoo dengan bingung. Aku sama sekali tidak memiliki ide apa yang dibicarakan oleh Jisoo. Saingan? Memangnya Rose sedang memperjuangkan apa? Studio? Apa sih!?

Aku sedikit tersentak ketika tiba-tiba seseofang menepuk pundakku.

"Ow! Maaf aku mengejutkanmu, Jennie."

Kutatap pria yang berdiri di hadapanku dengan gaya fashionable-nya. Ya, tidak heran sih. Dia kan seorang model. Aku tersenyum kikuk namun segera mengubahnya ke mode biasa.

"Gwenchana."

Kai mengangguk kemudian tersenyum dengan sangat menawan. Semakin lama, aku penasaran, kira-kira siapa wanita beruntung yang akan menjadi pasangannya.

"Hm, ini sudah jam makan siang, apa kau—"

"Ayo. Aku juga sudah lapar."

Kai kembali tersenyum ketika mendengar jawabanku. Ayolah, jangan tersenyum! Itu sangat mematikan. Jantungku berdegup sangat kencang bahkan tubuhnya tersentak begitu Kai mengambil tanganku dan menarikku keluar. Aku tak bisa berkata apa-apa ketika Kai melakukan hal ini, yang kubisa lakukan hanya diam dan mengikutinya.

OUR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang