In Jeju ?

3.8K 355 189
                                    

Note: PSBB LAGI 😤😤




















Tok Tok Tok

Aku mengetuk pintu kamar Seulgi unnie dan Joohyun unnie dengan sabar karena mereka tidak kunjung membukanya. Ah, pasti mereka masih tidur!

Baru saja aku akan mengetuk pintu itu kembali ketika Joohyun unnie membukanya dengan wajah menahan kantuk.

"Selamat pagi, unnie."

Joohyun unnie terlihat kebingungan tapi dia menganggukkan kepalanya. "Ada apa, Chaeng? Ugh- Kenapa kau sudah rapih pagi-pagi sekali?"

"Unnie, aku ingin mengajak Jennie pergi sebentar, apa boleh?"

"Hm? Tapi ini hari terakhir kita berada di Jeju. Seulgi bilang, nanti malam kita akan memanggang daging dan bersenang-senang. Apa kalian tidak akan ikut?" Tanyanya lagi sambil menggosok-gosok matanya.

"Aku janji kami akan pulang sebelum jam tujuh malam."

"Baiklah. Nikmati waktumu, Chaeng."

"Terima kasih, unnie. Ah! Tolong beritahu yang lainnya ya? Kupikir, kami tidak akan sempat berpamitan."

"Baiklah."

"Sampai jumpa nanti, unnie," kataku sambil melambaikan tanganku padanya dan perlahan mulai menjauh ketika Joohyun unnie kembali berkata, membuatku menghentikan langkahku.

"Kemana kalian akan pergi, omong-omong?"

Aku tersenyum, merasa sangat bahagia ketika aku mengingat kembali tujuanku.

"Aku menemukan tempat yang tepat, unnie."

Aku kembali ke kamarku, menghampiri Jennie yang masih berdandan di depan meja rias. Merasakan kehadiranku, Jennie langsung melirik sebentar sebelum kembali memastikan penampilannya.

"Sudah?" Tanyanya dan aku hanya mengangguk, duduk di ujung ranjang sambil menatap Jennie dari belakang.

Setelah selesai dengan urusan pribadinya, Jennie berbalik menghadapku dan bersender di meja rias.

"Sebenarnya, kau ingin membawaku kemana? Kenapa merahasiakannya?"

Tertawa kecil adalah hal yang kulakukan untuk menjawabnya. Gadis mungilku ternyata sangat penasaran. Melihat kegemasan Jennie, aku beranjak dari tempatku dan mendekatinya, memberikan satu kecupan di pipi.

"Sudah selesai? Kalau begitu, ayo kita pergi," kataku sambil meraih tangannya untuk kugenggam.

Kulihat Jennie menjadi cemberut karena aku mengabaikan pertanyaannya. Melihat hal gemas itu, aku kembali mencuri satu kecupan di bibirnya, membuat Jennie sedikit terkejut dengan tingkahku yang tiba-tiba.

"Jangan cemberut atau aku akan menciummu sepanjang hari?" Kataku yang berhasil membuat wajahnya memerah.

Sebelum aku kembali bicara, aku mengusak rambutnya gemas. "Kau akan tahu ketika kita tiba di sana. Aku janji, kau akan menyukainya."

Jennie mengangguk patuh, kemudian memeluk lenganku dan kami mulai berjalan keluar dari hotel ini, menghampiri seorang supir yang sedang menunggu kami dengan mobilnya.

Kuharap Jennie setuju.


~•~


"Apa pergi hanya berdua seperti ini tidak apa-apa? Maksudku, ini adalah hari terakhir, mungkin mereka sudah merencanakan sesuatu untuk dilakukan hari ini."

OUR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang