Danger

3.7K 440 202
                                    

Note: Rindu kita.


Debutku berjalan dengan sangat lancar. Aku sangat bersyukur karena penggemarku terus menemani dan memberikanku dukungan. Rasanya, semua rasa lelahku terbayarkan ketika melihat mereka. Selesai dengan masa debut dan promosi, yang panjang dan sangat melelahkan, akhirnya aku mendapat waktu libur sekitar empat hari sebelum kembali melakukan jadwal lainnya.

Dan selama itulah Joohyun unnie terus berada di sampingku, memastikan aku baik-baik saja dan merawatku dengan baik. Seharusnya Lisa yang begitu tapi gadis Thailand itu juga terlalu sibuk mengatur jadwal dan banyak hal lainnya.

Aku, Lisa, dan Joohyun unnie baru saja sampai di apartementku. Astaga, aku benar-benar lelah dan ingin segera tidur. Rencananya, mereka akan menginap di apartementku sampai beberapa waktu ke depan. Aku sih terserah mereka. Saat kami sedang berjalan menuju apartementku, kami dikejutkan oleh keberadaan Jisoo unnie di depan pintu apartementku. Dia terlihat sangat kacau, dan matanya seperti habis menangis.

Kami langsung menghampirinya, terutama Lisa yang langsung berlari ke arah Jisoo unnie dan langsung memeluknya. Namun Jisoo unnie langsung mendorong Lisa dengan kasar, melepaskan pelukan mereka dan,

PLAKK

Mataku membulat dengan sempurna ketika Jisoo unnie langsung menampar Lisa dengan sangat keras, membuat ujung bibir Lisa mengeluarkan darah, itu pasti sakit sekali.

"Kau sangat keterlaluan Lisa!!!"

Jisoo unnie berteriak, aku mengernyitkan dahiku bingung. Apa Lisa melakukan kesalahan? Selama beberapa waktu terakhir dia selalu bersamaku dan aku yakin Lisa tidak berbuat apapun.

Aku tersentak, mendadak bulu kuduk-ku berdiri ketika Jisoo unnie mulai menatapku dengan tajam.

"Kau begitu membenci Jennie?" Aku masih tidak mengerti arah bicaranya, dan aku tidak menjawab apapun.

Jisoo unnie menghampiriku, dengan mata yang sangat tajam dan penuh amarah. Aku tidak pernah melihatnya yang seperti ini dan dia berhasil membuatku takut sekarang.

"Kau bahkan sudah tidak peduli kepada Jennie meski anak itu di dalam bahaya sekalipun. Kau berubah, Chaeng, kau tidak memiliki hati."

Aku mengerutkan keningku. "A- Apa maksudmu unnie? Aku dan Jennie benar-benar selesai ketika Jennie melakukannya dengan Kai. Kalau saja dia tidak melakukan itu, mungkin aku masih akan memperjuangkannya."

Jisoo unnie tampak terkejut. Matanya membulat namun dengan cepat dia menggeleng tidak percaya. Lihat, kau saja tidak percaya unnie, bagaimana denganku? Hatiku tidak terbentuk lagi setelah mendengar itu.

"Kau percaya?" Ucap Jisoo dengan nada menahan marah.

Aku masih terdiam, sampai beberapa saat aku menghela nafasku kasar. "Bahkan Jennie tidak membantah, unnie."

"Jennie tidak membantah atau kau yang tidak memberinya kesempatan untuk bicara?"

Aku benar-benar dibuat bungkam. Ya, aku tidak memberinya kesempatan untuk menjelaskan tapi begitu banyak momen dimana bisa saja dia memberitahukannya langsung padaku jika itu benar-benar tidak terjadi. Aku menundukkan kepalaku, merasa pusing karena kekurangan istirahat. Kepalaku sekarang kembali dipenuhi oleh Jennie dan berhasil membuat hatiku kembali merasa sakit.

"Kalian berdua orang terbodoh yang pernah kutemui," katanya lagi.

"Bisakah kalian bersikap dewasa dan membicarakan semuanya dengan baik-baik!!?"

Jisoo unnie kembali berteriak namun tidak sekeras kepada Lisa. Kemudian aku melihatnya dari ujung mataku, sedang mengusap wajahnya kasar.

"Terserah! Aku akan mencari Jennie sendiri! Kalian sama sekali tidak membantu! Brengsek!" Katanya lagi sambil menatap kami satu per satu.

OUR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang