FIGHT

3.4K 427 98
                                    

Note: Ini malam atau siang gaiss? Mau ngucapin biar so sweet tapi kalian kaum vampir 🥺







Rosie tidak menjawab pertanyaanku. Aku tahu dia pasti sedang malu jadi aku tidak masalah. Aku kembali melirik pada seseorang yang bahkan belum aku tahu namanya. Dia terlihat kesal, dan sesekali menatapku dengan tatapan sinis. Well, aku tidak takut. Karena jika kau sekali pun mengajakku untuk berperang, akan kulakukan demi Rosie.

Tatapanku sekilas menatap pada Lisa, gadis itu menjadi berani padaku. Awas saja, kalau aku sudah kembali dengan Rosie, kau orang pertama yang mendapat hadiah dariku, Lisa.

Keheningan kembali terjadi, aku dengan santai memakan makananku, sesekali melirik Rosie yang terlihat sangat canggung. Maaf, Rosie, membuatmu berada di situasi yang seperti ini. Aku hanya tidak ingin membiarkanmu berpaling dariku, dan wanita ini berusaha membuatmu berpaling.

Selesai makan, Rosie berpamitan untuk pergi ke toilet. Jadi, di meja ini hanya tersisa kami bertiga, Lisa, Aku, dan satu nenek lampir. Kami mengabaikan Lisa, saling memberikan tatapan tajam, sedang berperang lewat mata.

Sampai beberapa saat, Rosie belum kembali juga. Ini sudah sangat lama, apa yang dia lakukan di dalam sana? Aku melirik jam tanganku, menghela nafasku ketika tahu Rosie berada di sana selama lebih dari sepuluh menit. Aku langsung bangkit berdiri, berjalan menuju toilet untuk memastikannya.

Aku melihat Rosie sedang membasuh wajahnya di wastafel berkali-kali. Menatap ke arah cermin kemudian kembali membasuhnya lagi. Apa yang dia pikirkan? Ah, mungkin dia merasa canggung dan tidak tahu harus melakukan apa ketika aku dan nenek lampir itu saling berperang.

Kemudian aku berjalan mendekatinya, dan langsung memeluknya dari belakang, bersandar pada punggungnya yang selalu membuatku merasa nyaman. Aku bisa merasakan tubuh Rose tersentak, dia hendak melepaskan pelukanku ketika aku memeluknya dengan sangat erat.

"Sebentar saja, Rosie.. Aku merindukan ini," kataku sambil memejamkan mata.

Kurasakan Rosie tidak lagi berusaha untuk melepas, tapi tubuhnya masih menegang. Aku sangat merindukan ini, aku merindukanmu, Rosie..

Hingga beberapa saat, dengan perlahan aku membuka mataku.

"Rosie, boleh aku memastikan sesuatu?"

Rose tidak merespon sama sekali, dia masih terdiam dan tidak melakukan pergerakan sekecil apapun.

"Kuanggap itu adalah 'ya'," kataku.

Kuhirup nafasku dalam-dalam, bersiap dengan jawaban yang tidak ingin kudengar. Kemudian aku semakin mengeratkan pelukanku padanya.

"Aku ingin tahu.. Apa kau masih mencintaiku atau tidak?"

Sampai beberapa saat, Rose tidak menjawab apapun. Aku ingin menangis, tapi aku tidak akan melakukannya di hadapan Rose. Karena aku harus kuat, aku harus berjuang dan aku tahu tidak semudah itu. Rose, apa kau merasakan ini dulu? Aku sangat minta maaf karena kau harus merasakan sakit yang amat dalam, karena perbuatan bodohku.

But, i want you back.

Aku terkejut ketika Rose tiba-tiba saja melepaskan pelukanku, membuatku terdorong ke belakang dan hampir terjatuh jika saja aku tidak menjaga keseimbanganku. Hatiku terasa sangat sakit, air mata sudah menumpuk di mataku dan sudah siap untuk jatuh ketika tahu Rose melepaskan pelukanku dengan sedikit kasar karena melihat seseorang. Dia menghampiri orang itu dan terlihat panik.

"Un- Unnie," ucapnya dengan gugup.

Aku menertawai diriku sendiri. Sudah berbuat sangat jahat dan dengan tidak tahu dirinya meminta cinta Rosie kembali? Semuanya tidak akan mudah. Aku tahu, tapi ini sangat menyakitkan.

OUR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang