Cast Loose

3.5K 461 91
                                    

note: Ayo ramaikann lagii ! 💙




Setelah memberitahu Lisa bahwa aku tidak akan pergi ke studio, aku melajukan mobilku menuju restoran milik temanku. Entahlah, aku hanya bisa memikirkan tempat ini sebagai tempat hari jadiku dan Jennie. Sekitar kurang lebih lima belas menit berkendara, aku sampai di tujuanku.

Aku memasuki restoran itu ketika seseorang berteriak memanggilku.

"CHAENG!!"

Aku tersenyum sangat lebar kemudian menghampiri temanku yang merangkap sebagai owner restoran ini. Dia juga menghampiriku, menyuruhku untuk duduk di salah satu meja yang dekat dengan jendela.

"Apa kabarmu? Ugh! Kau jadi jarang mengunjungiku semenjak berpacaran dengan Jennie," katanya yang berhasil membuatku terkekeh sedikit.

"Aku baik-baik saja, Sowon. Bagaimana denganmu?"

"Tentu saja baik!"

Kami melakukan obrolan ringan ditemani dengan secangkir greentea latte yang Sowon berikan untukku. Sampai pada akhirnya Sowon bertanya padaku tujuanku datang ke sini.

"Aku ingin melakukan sesuatu untuk Jennie," kataku lalu meminum secangkir greentea latte yang sedikit lagi akan habis.

"Di restoranku?" Tebaknya tepat sasaran.

"Bingo!!"

Sowon tertawa kecil kemudian mengangguk. "Bagaimana dengan rooftop? Aku akan mengosongkannya untukmu."

"Ya, kau tidak perlu menutup restoranmu. Rooftop sudah cukup untuk kami."

"Aku akan menghiasnya seromantis mungkin. Percayakan saja padaku."

"Terima kasih banyak Sowon! Tapi apa bisa dilakukan mulai hari ini?"

"Hm, mungkin bisa. Memang kapan acaranya?"

Aku tersenyum penuh arti padanya. "Besok malam," kataku.

"MWO?!"

~•~

Aku kembali mengendarai mobilku tanpa arah. Ah, seharusnya aku mencari sesuatu untuk hari jadi kami. Aku ingin memberikan sesuatu yang berkesan. Lalu, tatapanku tanpa sengaja menatap bunga-bunga yang kemarin baru kubeli. Aku akan menggunakannya sebagai kejutan tapi aku butuh hal lainnya.

Damn. Aku tidak mengerti kenapa aku kemari tapi coba sajalah. Akhirnya, aku turun dari mobilku kemudian memasuki toko bunga yang kemarin kukunjungi. Pemilik toko ini yang mana adalah seorang gadis menatapku dengan kesal. Bagaimana bunga ini bisa laku kalau dia saja terlihat mengerikan.

"Ada apa kau kemari?" Tanyanya dengan nada ketus.

"Woahh, Bagaimana bisa kau bersikap begitu kepada pelangganmu sendiri?"

Dia menghela nafasnya dengan kasar. "Yasudah, pelanggan berarti membeli kan? Bunga kemarin kurang?"

"Aniyo. Aku hanya ingin bertanya," kataku kemudian menarik kursi dan duduk di depan meja kasirnya.

Lagi dan lagi dia mendengus kesal. Aku hanya terkekeh melihatnya. Tapi dia tetap meladeniku, duduk tepat di hadapanku dengan tangan yang menyilang.

"Aku bertanya-tanya kenapa gadismu ingin berkencan dengan orang menyebalkan sepertimu," katanya memberi jeda lalu mengangguk-anggukan kepalanya. "Dia pantas mendapatkan penghargaan sebagai orang yang paling sabar."

OUR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang