Note: Readers-nim kesayangankuu 🤗🤗 Tiada hari tanpa misuh, okeh?
Sial,
Aku menjadi sangat tidak fokus akhir-akhir ini dan banyak melamun. Perkataan Jisoo terakhir kali benar-benar menusukku. Menikmati? Aku bahkan sudah merasa menyedihkan sejak awal. Kuhela nafasku panjang, sekarang aku butuh kafein untuk menetralkan pikiranku. Aku melangkah keluar dari ruanganku dan melihat Jisoo sedang bicara dengan salah satu Office Boy di kantorku.
Aku melangkah mendekatinya ketika Jisoo melirikku kemudian menghindariku dengan kembali masuk ke dalam ruangannya. Kuhela nafasku kasar, sepupuku itu ternyata sangat marah padaku.
Kuhentikan langkahku tepat di dekat Office Boy itu dan menatapnya. "Apa dia ingin kopi?" Tanyaku. .
Office Boy itu menunduk. "Ne, Daepyonim."
Aku tersenyum tipis kemudian menepuk-nepuk bahunya. "Kembalilah bekerja, aku yang akan mengurusnya."
"Tapi—"
"Tenang saja. Aku yang akan mengurusnya, kembalilah bekerja."
Meski terlihat ragu, dia mengangguk kemudian membungkuk sebentar sebelum pergi. Aku mengintip Jisoo dari balik kaca transparan ini, melihatnya yang sedang bergelut dengan pekerjaan.
Aku ingin memperbaiki semuanya. Mungkin Jisoo adalah langkah awalku, kuharap dia akan memaafkanku.
Aku memasuki sebuah ruangan tempat menyeduh kopi untuk para pekerja. Mereka yang berada di dalam sana terlihat terkejut dan segera bangkit lalu membungkuk padaku. Aku hany memberikan senyum tipisku kemudian mendekati alat pembuat kopi itu.
Ini mudah, saat aku masih bersama dengan Rosie, aku selalu membuatkannya kopi. Mengingat momen sederhana seperti itu membuatku kembali merindukan gadisku. Aku memang bersalah, tidak! Aku sangat-sangat bersalah dan bodoh. Meninggalkan Rosie karena keegoisanku dan tidak mengerti dirinya.
Tunggu saja, Rosie. Aku akan memperbaiki semuanya.
Selesai dengan menyeduh dua gelas kopi, aku melangkahkan kakiku menuju ruangan Jisoo. Mengetuk dan membukanya dengan kesulitan. Setelah berhasil masuk, aku menutup pintu dengan kakiku dan menyimpan gelas Jisoo di atas meja.
Jisoo menatapku malas. "Kau tidak perlu seperti ini, Jennie."
"Gwenchana. Aku melakukannya karena keinginanku," kataku.
Jisoo menghela nafasnya kasar, menatapku dengan tajam dan menyenderkan tubuhnya di kursi. Dan dengan perasaan yang tenang, aku mendudukkan diriku di kursi tepat di hadapannya.
"Apa maumu?"
"Aku ingin semuanya kembali seperti semula, Jisoo. Dan aku akan memperbaiki semuanya."
Jisoo terlihat menggeleng. "Ani. Jangan lakukan apapun jika kau belum mengerti. Aku tidak ingin Chaeyoung merasakan hal yang sama lagi."
"Ne, aku mengerti. Maka dari itu aku ingin memperbaikinya."
"Wae?" Jisoo masih menatapku, kali ini dengan tatapan datarnya. "Apa kau ingin kembali bersama Chaeyoung karena kau sudah selesai bermain-main dengan pria itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR LOVE
RomanceKehidupan Park Chaeyoung a.k.a Roseanne Park setelah berhasil mendapati gadis bernama Kim Jennie sepenuhnya. Setelah menyimpan rasa selama 3 tahun terakhir, akhirnya Rose bisa memiliki Jennie. Namun ternyata semua tidak seindah bayangannya, ada saj...