Misserable Feeling

3.5K 452 114
                                    

Note: Ini sebagai bentuk permintaan maafku, up nya dua kali sekaligus 🤗💙










Demi Neptunus!

A- Apa aku tidak salah lihat? Di belakang sana, aku melihat Jennie.. Dia sedang berada di depan bianglala, tempat dimana aku menyatakan perasaanku. Aku hampir saja kehilangan kendali dengan berlarinke arahnya, memeluknya dengan sangat erat ketika Joohyun menghalangi pandanganku. Dan tanpa kesadaran yang penuh, aku hanya bisa diam ketika Joohyun membawaku pergi dari sana.

Tapi tatapanku terus mencari-cari sosoknya di belakang sana. Itu sungguh Jennie kan? A- Apa yang dia lakukan di sana? Langkahku tiba-tiba terhenti ketika Joohyun menghentikan langkahnya. Meski sudah berhenti, aku tetap melihat ke belakang sana, berharap Jennie masih ada di sana.

"Ada apa, Chaeng?"

Aku mendengar Joohyun tapi aku sedang kehilangan fokus saat ini. Jennie pasti merasa tersakiti, dia pasti akan salah paham. Sial, kenapa aku memalingkan wajahku tadi! Rose bodoh! Payah!

Tak lama kemudian aku merasakan sepasang tangan yang dingin menyentuh kedua pipiku. Menarik kepalaku untuk sedikit menunduk dan menatap mata yang sangat cantik itu. Ya, siapa lagi jika bukan Joohyun.

Meski begitu, aku menatap Joohyun dengan sangat gusar. Aku tidak tenang, aku ingin kembali ke tempat tadi dan menemui Jennie.

"Je- Jennie..." Lirihku.

Joohyun menaikkan sebelah alisnya, kemudian dia melihat-lihat ke arah belakang sana, mungkin mencari Jennie. Joohyun sudah tahu tentang Jennie, Lisa yang menceritakannya tanpa sepengetahuanku.

"Aku tidak melihatnya, Chaeng," katanya kemudian kembali melihatku.

"Tenangkan dirimu.. Kau banyak berkeringat," katanya lagi.

Dia melepaskan kedua tangannya kemudian beralih mencari sesuatu di dalam tasnya. Setelah beberapa saat Joohyun mengusap keringatku dengan tissue miliknya.

"Kita pulang saja ya? Kau terlihat tidak baik-baik saja."

Joohyun menarik tanganku menuju halte bus terdekat. Ya, black sudah dijual untuk menyewa pengacara Namjoon.

Saat ini, aku sedang duduk dengan menutupi wajahku dengan kedua tanganku, dengan Joohyun yang terus mengelus punggungku dengan lembut. Ah, pikiranku menjadi sangat kacau jika itu tentang Jennie. Aku terus memikirkannya sampai-sampai rasanya aku hampir gila!

Tidak berapa lama kemudian aku mendengar suara bus berhenti tepat di depan kami. Saat aku melihat nomornya, ini adalah bus terakhir yang mengarah ke rumah Joohyun. Kesadaranku kembali ketika bus itu sudah pergi tapi Joohyun masih ada di sebelahku. Kutatap dia dengan tatapan bertanya.

"Kau—"

"Aku tahu aku kurang ajar tapi aku tidak jahat," katanya sambil menoleh ke arahku. "Aku tidak mungkin meninggalkanmu di keadaan seperti ini, Chaeng."

Kami saling memandang satu sama lain dengan dalam. Dan aku bisa melihat ketulusan di matanya. Aku merasa tersentuh untuk kesekian kalinya. Lalu kegiatan kami harus berhenti ketika bus yang mengarah ke apartementku sudah tiba. Joohyun menarik tanganku untuk masuk ke dalam bus dan menggesek kartu miliknya dua kali. Dia mentraktirku lagi.

Kemudian kami mengambil tempat duduk yang letaknya berada di belakang, untuk dua orang. Aku meminta Joohyun untuk duduk di dekat jendela sedangkan aku di sebelahnya. Setelah beberapa saat kami tidak saling mengobrol, larut dalam pikiran kami masing-masing sampai-sampai aku merasa mengantuk.

Sampai akhirnya aku tertidur lagi..

"Chaeng.. Hey, Ayo bangun," aku mengerang kecil karena tidurku terganggu. Kalau bisa, aku ingin tertidur lebih lama lagi karena sudah sangat lama aku tidak tertidur sepulas itu.

OUR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang