note: aaaaa pokoknya chapter ini kubuat semampukuu, maaf ya kalau ada yang kecewa.
Setelah mereka selesai merias wajahku, aku berdiri dan menatap pantulan diriku dari cermin besar di depan sana, berlenggak-lenggok bersama busana mewah berwarna putih. Cantik.
"Anda terlihat sangat cantik, Nona," ucap salah satu dari mereka.
Aku mengangguk, kemudian tersenyum sangat lebar. Tentu saja, aku harus cantik sampai batas maksimal di depan Rosie, terutama di hari ini.
Tidak lama kemudian, aku mendengar suara pintu yang terbuka, menampakkan Jisoo dan Joohyun unnie yang mulai berjalan mendekatiku dengan senyum yang sangat lebar.
"Ooohhh! Kurasa Chaeng akan jatuh lebih dalam terhadap pesonamu, Jen!" Ujar Jisoo sambil memperhatikanku dari atas hingga ke bawah.
"Kau cantik sekali, Jen," kini, giliran Joohyun unnie yang membuka suaranya.
Jujur, meski aku merasa paling cantik hari ini, tak bisa kupungkiri Joohyun unnie juga terlihat sangat luar biasa. Seulgi unnie pasti kerepotan menjaganya.
Aku tersenyum, membalas pujian mereka. Hingga tiba-tiba saja, senyumku terlihat bergetar, dan sedikit dipaksakan ketika Joohyun unnie berkata, "Sebentar lagi Ayahmu akan kemari. Persiapkan dirimu untuk mengucapkan janji bersama Chaeyoung."
Mendadak, jantungku berdegup dengan kencang dan aku merasa gugup, sampai-sampai perutku terasa sakit.
"Jadi ini yang kau rasakan saat menikah dengan Seulgi, unnie? Pantas wajahmu pucat saat itu," kataku menatap Joohyun unnie yang hanya memberikanku sebuah senyuman lembut.
"Ya, rasa gugup yang menyenangkan," katanya.
Benar. Ini adalah rasa gugup yang menyenangkan.
Sedangkan Jisoo, seseorang yang mungkin tidak begitu mengerti karena belum merasakan sesuatu yang aku dan Joohyun unnie rasakan, memilih membantuku untuk mengipasiku. Mencegah keringat yang mungkin akan keluar dan mengacaukan riasannya.
"Jisoo, kau harus segera menyusulku, eoh?" Kataku menggodanya.
"Ugh! Ya-ya-ya, terserah," kesalnya.
Bagaimana tidak kesal, aku dengar dari Jisoo jika dia sudah mencoba untuk membicarakan hal ini dengan Lisa tapi bocah itu selalu saja menghindarinya, membuat Jisoo menyerah untuk menariknya masuk ke dalam pembicaraan yang serius. Mungkin, Lisa masih ingin menikmati kehidupan bebasnya. Begitu pikirku dan Jisoo.
Ketika kami kembali bicara dan bercanda untuk mengurangi rasa gugupku, seseorang mengetuk pintu ruanganku. Jisoo menghampiri pintu itu, membukanya dan aku bisa melihat Ayah sedang berada di depan pintu.
"Ayo kita pergi sekarang, Jennie," ucapnya sambil tersenyum dan mengulurkan tangannya padaku.
Waktunya semakin dekat.
Aku meraih tangannya, kemudian mulai berjalan beriringan dengan Ayahku menuju mobil yang akan mengantar kami ke Rainbow Chapel, tempat dimana Rosie sudah menungguku. Tidak lupa, Jisoo dan Joohyun unnie membantuku dengan mengangkat ekor gaun yang sangat panjang ini.
~•~
Aku menoleh ketika pintu mobil terbuka, menampakkan Ayahku yang lagi-lagi mengulurkan tangannya. Kembali, aku menyambut tangan kekarnya.
"Bahkan setelah menikah, kau tetap bayi kecilku Jennie," kata Ayahku tanpa menatapku dan lebih memilih menatap lurus ke depan, dimana kami bisa melihat Rosie yang sudah berdiri dengan setelan tuxedo-nya. Dia menawan. "Kau lihat tukang kebun di sana? Aku memperkerjakannya untuk selalu menjaga, melindungi, dan mencintaimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR LOVE
RomanceKehidupan Park Chaeyoung a.k.a Roseanne Park setelah berhasil mendapati gadis bernama Kim Jennie sepenuhnya. Setelah menyimpan rasa selama 3 tahun terakhir, akhirnya Rose bisa memiliki Jennie. Namun ternyata semua tidak seindah bayangannya, ada saj...