Note: Cie kepo 😋. Oh ya, sebelumnya aku mau kasih tau kalo 3 chapter kedepan bakal POV Rose, setuju gak? Atau mau Jennie lagi?
Malam ini masih sama seperti malam sebelumnya, dimana terasa hampa tanpa melihat, mendengar, dan memeluk Rosie. Aku sudah merasa merindukannya dengan segala kesakitan yang kurasa. Bohong jika aku mengatakan tidak ingin kembali, tapi kalimat Kai masih terus bersarang erat di pikiranku.
Kutatap bunga-bunga dari Rose yang kusimpan di dalam vas bunga kaca yang berbeda. Aku menatanya di sebuah tempat khusus yang dibuat oleh pegawaiku khusus untuk menyimpan bunga dari Rose. Tanaman aneh itu selalu berhasil menangkap seluruh perhatianku.
"Katanya tanaman ini tidak mudah mati, sama seperti perasaannya padamu."
Aku menghela nafasku panjang, perasaan apa itu Rosie? Apakah cinta? Tapi untuk mengatakannya saja kau tidak bisa. Aku bisa mengerti kenapa kau tidak menyentuhku tapi aku sulit untuk mengerti yang satu ini.
Jujur, aku masih mencintaimu.
Sepanjang malam aku terus memikirkan Rose. Tidak mendengar kabarmu selama satu bulan mampu membuatku hampir mati penasaran. Aku sangat ingin bertanya pada Jisoo tapi sepertinya dia sangat kesal padaku. Mengingat obrolan terakhir kami, kembali menamparku dengan sangat keras. Aku hanya ingin mendengar kata cinta darimu, sekali saja Rosie.
"Hidupnya sudah penuh dengan luka Jennie, dan kau malah menambahnya. Sekarang dia benar-benar hancur."
Kupejamkan mataku erat-erat, meremas kuat bajuku di bagian dada. Sesak, rasanya sangat sesak Rose. Mendengar kau begitu menderita karenaku, aku memang tidak pantas untukmu. Ini adalah pilihan yang baik, aku tidak ingin lagi membuatmu terluka.
Pelajaran yang sempurna adalah kehilangan.
Aku meninggalkanmu karena kecewa, bukan karena keinginanku. Maaf Rose, tapi untuk saat ini rasa marah dan kecewaku lebih besar. Aku mencintaimu tapi aku tidak tahu bagaimana denganmu. Melihatmu sangat sulit mengatakan cinta membuatku sudah sangat putus asa. Mungkin memang ini yang terbaik, aku tidak akan menyakitimu lagi Rosie. Berbahagialah..
~•~
Selama satu bulan penuh semenjak aku dan Rosie berpisah, Jisoo selalu hilang di jam makan siang. Dia akan kembali saat jam istirahat sudah berakhir, dan sama sekali tidak menyapaku. Sikapnya menjadi sangat dingin kepadaku, apalagi ketika Kai datang ke kantorku.
Aku ingin bertanya, tapi aku tidak memiliki keberanian. Jisoo terlihat sangat kesal padaku, bahkan dia tidak akan bicara padaku kecuali tentang pekerjaan. Hal itu semakin membuatku merasa kesepian, aku membutuhkannya saat ini. Di saat-saat seperti ini aku ingin mengeluarkan keluh kesahku padanya, meminta pendapat dan saran lainnya. Atau aku hanya ingin mendengar kalimat penyemangat yang sederhana. Setelah kehilangan Rose, apa aku juga kehilangan sepupuku?
Aku masih terus memikirkan Jisoo sampai-sampai aku tidak sadar jika dia sudah berdiri di depan mejaku, menatapku dengan datar.
"Jam tiga nanti kita akan membahas peresmian busana dan peragaan busana, Daep."
Dan satu hal baru, kini dia memanggilku Daepyonim, bukan lagi Jennie. Entah kenapa aku tidak suka saat dia memanggilku begitu, rasanya seperti bicara kepada orang asing dan itu berhasil menyinggungku.
"Jisoo," panggilku.
Dia yang hendak pergi keluar dari ruanganku, terhenti ketika mendengar suaraku. Membalikkan tubuhnya dan menatapku lurus. Aku sangat ingin bicara dengannya ketika tiba-tiba Kai masuk ke dalam ruanganku tanpa mengetuk. Seketika suasana menjadi kikuk. Dan aku bisa merasakan tatapan ketidaksukaan Jisoo kepada Kai.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR LOVE
RomanceKehidupan Park Chaeyoung a.k.a Roseanne Park setelah berhasil mendapati gadis bernama Kim Jennie sepenuhnya. Setelah menyimpan rasa selama 3 tahun terakhir, akhirnya Rose bisa memiliki Jennie. Namun ternyata semua tidak seindah bayangannya, ada saj...