Lovey

5.6K 598 31
                                    

note: tolong tinggalkan jejak kalian, i love you !

Begitu aku membuka mataku, hal pertama yang kulihat adalah kekasihku. Ya, Park Chaeyoung atau Roseanne Park. Gadis yang selalu merendahkan dirinya dan gadis yang mengajakku berkencan di pasar malam. Jujur saja, aku tidak pernah membayangkan hal itu terjadi. Maksudku Park Chaeyoung akan seberani itu di pasar malam? Ah, mengingat kejadian satu tahun yang lalu selalu berhasil membuatku tersipu malu.

Wajah Chaeyoung begitu lembut di tanganku, pipinya juga sangat berisi. Kau tahu? Mirip tupai. Karena terusik dengan sentuhan tanganku di tangannya, Chaeyoung terbangun dengan mata yang masih menyipit. Aku mengecup pipinya sekilas kemudian mengelus rambutnya dengan sayang.

"Terima kasih sudah menemaniku malam ini, Rosie," ucapku dengan suara khas bangun tidur.

Chaeyoung menarikku untuk lebih dekat dengannya, memeluk pinggangku begitu erat. Aku bisa merasakan perasaannya yang tulus, dan aku tahu dia benar-benar mencintaiku. Chaeyoung mengubur wajahnya di curuk leherku dan mengendusnya.

"Hm, malam nanti aku tidak bisa menginap. Ada pekerjaan baru," ucapnya.

"Oh ya? Kau akan menulis lagu lagi?"

"Iya, bersama Lisa."

Aku tersenyum mendengarnya. Kebiasaan posesifku sulit sekali dihilangkan. Karena itulah Chaeyoung selalu bersama Lisa karena aku percaya Lisa bisa menjaga Chaeyoung. Setidaknya, Chaeyoung tidak akan berduaan dengan gadis gatal yang selalu meliriknya dengan tatapan seolah-olah minta disetubuhi. Terakhir kali, amarahku meledak ketika melihat seorang gadis memberikan kopi kepada Chaeyoung di studionya. Memang hanya masalah kecil sih, tapi bukankah semuanya berawal dari hal kecil? Aku juga menyukai Chaeyoung dari hal yang sangat sederhana.

"Lalu, apa kau akan di sana sampai tengah malam?" Tanyaku.

"Besar kemungkinan."

Aku menghela nafasku. Chaeyoung selalu bekerja keras untuk ini, dia bahkan pernah drop karena kekurangan istirahat. Bukannya tidak mengerti, aku sangat paham kenapa dia sangat giat bekerja. Dia tidak ingin merepotkanku dan ingin membahagiakanku, padahal aku tidak masalah dengan itu. Uangku sudah sangat banyak untuk kami berdua.

"Jaga kesehatanmu, aku akan terus menelfonku, eoh? Dan jangan lupakan aku akan memantaumu lewat Lisa, Sooyeon, dan Yuqi."

Merasakan pergerakan Rose, aku menunduk untuk menatap wajahnya yang sekarang sudah mendongak untuk menatapku juga. Dia tersenyum simpul dan mencium pipiku.

"Iya, kau juga," katanya. "Lalu apa yang kau lakukan hari ini?"

"Aku harus mulai merancang produk baru sepertinya. Kau tahu kan sudah lama sejak aku meluncurkan produk baru, kuharap kali ini juga sama suksesnya dengan kemarin."

"Kau bisa melebihi yang kemarin, Jennie."

"Ya, aku tahu."

Pagi hari yang manis, saling berpelukan seperti tidak terpisahkan bersama Rose adalah hal yang tidak pernah membuatku bosan. Sampai pada akhirnya waktu memisahkan kami karena harus pergi bekerja. Apalagi katanya Chaeyoung tidak akan menginap lagi malam ini, ugh, aku akan merindukan tupai itu.

Selagi Rose bersiap-siap di dalam kamarku, aku memoles roti dengan selai strawberry. Sarapan tetap hal yang tidak boleh terlewatkan, bukan? Rose akan lembur hari ini, setidaknya sejak pagi perutnya sudah siap.

"Morning kiss right on the lips," aku sangat terkejut saat Rose menciumku tiba-tiba. Heol, sejak kapan dia ada di sini? Langkah kakinya saja aku tidak dengar.

OUR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang