Dumb Squirrel

3.5K 403 216
                                    

Note: KARNA AKU GAK SAYANG, MAKANYA AKU DABEL UP ❤️





















Sesampainya aku di sebuah gedung tinggi itu, aku langsung dibuat terbingung-bingung. Pasalnya, gedung ini tampak seperti sebuah perkantoran. Tapi saat di lobby aku bisa melihat jika tempat ini bisa digunakan untuk umum karena terdapat restoran di atap sana serta rooftop. Tapi yang kudapati adalah gedung ini terlihat sepi, hanya ada beberapa penjaga dan karyawan yang sedang lembur. Ahh, aku lupa jika sekarang sudah malam. Kebanyakan pegawai pasti sudah pulang.

Dan aku merasa aneh ketika penjaga itu tidak menghalangiku untuk masuk. Apa aku tampak seperti pegawai di sini? Atau memang penjagaan di sini kurang ketat? Masa bodoh, aku harus menemukan Rosie!

Tapi kemudian Lisa dan Jisoo pun menyusulku, mereka tampak kelelahan berlari ke sini kemudian kami bersama-sama menaiki lift.

"Unnie, tempat umum di gedung ini hanya lantai lima puluh enam dan rooftop. Untuk mempersingkat waktu, aku dan Jisoo unnie akan pergi ke lantai lima puluh enam dan kau ke rooftop, okay? Tapi pastikan ponselmu selalu menyala!" Ujar Lisa yang langsung kusetujui tanpa berpikir panjang.

Ketika kami sampai di lantai lima puluh enam, kami disuguhi oleh pemandangan restoran. Mungkin karena sudah malam, restoran ini tampak sepi. Kemudian Lisa dan Jisoo keluar dari lift ini, sebelum mencari ke berbagai sela, mereka menoleh ke arahku dan mengangguk meyakinkanku. Aku balas mengangguk kemudian aku tidak melihat mereka lagi ketika pintu lift menutup.

Di mataku, lift ini seakan bergerak dengan sangat perlahan, seperti gerakan slow motion. Apalagi ketika ternyata aku sudah sampai di rooftop. Jantungku berdebar dengan kencang, kalau boleh jujur, aku sangat takut saat ini. Bagaimana jika penggemar gila itu ada di sini dan membunuhku?

Pintu lift mulai terbuka dengan gerakan lambat dalam penglihatanku. Hal pertama yang sampai di benakku adalah; gelap. Seperti tidak ada cahaya lampu di sini. Melihat kegelapan yang merupakan hal paling menakutkan untukku, kesiagaanku meningkat, dan detak jantungku bertambah cepat seiring dengan langkahku yang dengan perlahan keluar dari lift itu.

Aku meloncat kaget ketika tiba-tiba saja suara kencang terdengar beriringan dengan lampu yang tiba-tiba menyala dan menyorot ke satu arah. Aku membalikkan tubuhku, bersiap untuk hal-hal buruk yang akan terjadi ketika tiba-tiba saja tubuhku malah dibuat mematung. Jantungku semakin berdegup dengan kencang dan air mata yang sejak tadi kutahan kulepaskan di sini tanpa sisa, tak peduli aku akan terlihat jelek.

Dengan perlahan, aku mulai mendengar alunan suara dari sebuah piano yang dimainkan oleh gadis terbodoh di dunia; Rosie.

Gadis itu berhasil memainkan lagunya sehingga terdengar sangat menyentuh untukku, ditambah dia yang sesekali menoleh ke arahku sambil tersenyum, kemudian dia bernyanyi, membuat duniaku terasa utuh sepenuhnya.. Dia, gadisku.

Aku terus menangis melihat Rosie yang memainkan piano di sana, tidak beranjak sedikit pun bahkan saat  dia sudah selesai.

Aku melihatnya mulai beranjak dan berdiri dengan tegak di samping piano itu, kemudian dia membuka kedua tangannya sambil tersenyum tulus, seolah memintaku untuk memeluknya.

Karena terbendung rasa rindu dan kecemasan yang sudah melebihi batas, aku berlari ke arahnya masih sambil menangis.

PLAKK

OUR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang