Public

2.9K 368 174
                                    

Note: Mo ngomong sesuatu.







Pagi-pagi sekali, Jennie membangunkanku. Mengguncang tubuhku dengan brutal sampai-sampai kepalaku terasa pusing. Saat aku sudah sadar sepenuhnya, aku mendapati Jennie yang tampak gusar sembari menatap televisi yang menyala di hadapan kami. Membuatku ikut menoleh untuk mengetahui penyebab Jennie gusar seperti ini. Dan saat itulah, aku menemukan sesuatu yang sedang ramai diperbincangkan.

Tentu saja, mereka sedang membicarakanku lagi di televisi. Membuat berita dengan judul yang berlebihan untuk menarik penonton. Foto-fotoku dengan Jennie yang sedang bercumbu pun disebarkan tanpa sensor. Sebenarnya, aku tidak begitu terkejut tentang hal ini karena memang inilah keinginanku. Tapi berbeda dengan Jennie, dia tampak tidak tenang dan terlihat panik bahkan takut.

Maka dari itu, aku mengambil tangannya dengan lembut, membuatnya menoleh kepadaku. Kuberikan senyum lembut, mencoba menenangkannya.

"Gwenchana," kataku sambil mengelus lembut tangannya.

Jennie tidak memberikan respon, dia hanya terdiam dan wajahnya menunjukkan jika dia sedang memikirkan sesuatu yang berat. Aku menarik tubuhnya, menjatuhkannya ke dalam pelukanku dan kuelus punggungnya dengan lembut.

"Apa yang kau khawatirkan, Jennie?"

Aku mencoba menatap Jennie ketika gadisku malah menunduk dan tidak mau menatapku. Kemudian, tanganku beralih untuk mengelus kepalanya, dan mencium puncak kepalanya sedikit lama.

"Kalau kau khawatir mereka akan berbuat jahat padamu, tenang saja. Aku tidak akan membiarkan mereka menyakitimu, kau aman bersamaku, Jennie."

Setelah mengatakan hal itu, aku mendapat gelengan darinya.

"Aku takut mereka membencimu. Lihat, mereka sudah mengatakan hal buruk tentangmu di sana."

Aku tersenyum mendengarnya. "Jadi kau khawatir padaku? Begitu?" Ucapku dengan nada menggoda.

Bugh

"Aku serius!"

Aku tertawa kecil, menikmati wajah imut Jennie ketika dia sedang merajuk seperti sekarang. Bukannya aku sedang tidak serius dan menganggap sepele masalah ini, hanya saja Jennie terlihat begitu tertekan, aku hanya ingin mencairkan suasana hatinya.

Dan apa yang Jennie bilang itu benar. Bahkan aku sempat membaca berita dengan headline 'Park Chaeyoung diduga berselingkuh'. Heol. Sejak kapan aku berselingkuh? Aku hanya memiliki satu gadis saja. Asal mereka tahu.

"Bersiaplah," kataku.

Jennie mendongak, menatapku dengan tatapan bingungnya.

"Kemana?"

Aku mencium pipinya yang sangat menggemaskan kemudian kembali bicara. "Bukankah kita harus membuat pernyataan? Demi masa depan kita, Jennie."

"A- Apa maksudmu?"

"Ayo beritahu mereka apa yang terjadi dengan kita."

"Rosie, jangan bercanda!"

Kemudian aku mengacak-acak rambutnya. Shit, kenapa aku membuatnya terlihat menggoda? Ah, lupakan Rose! Kau tidak boleh melakukan itu kepada Jennie sebelum menikah! Ya! TIDAK BOLEH!

Karena tidak ingin tergoda, aku beranjak dari posisiku dan hendak bersiap-siap. Tapi sebelum itu, tentu aku kembali bicara padanya untuk merespon ucapan sebelumnya.

"Lisa sudah mengatur jadwal press conference pada pukul sepuluh. Lihat? Aku tidak bercanda sama sekali."

"Hei! Kau tidak tahu resiko besarnya?!" Jennie kembali teriak, dia cukup terkejut saat ini dan mungkin ini terlalu mendadak untuknya.

OUR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang