Note: Gak semangat, butuh disuntik moment chaennie dulu :(
"Cepatlah! Mereka sudah menunggu tahu!"
Lagi, entah ke berapa kalinya Rosie terus berteriak, menyuruhku cepat-cepat. Aku menghela nafasku kemudian memasang anting terakhir di telingaku, setelah itu aku menghampirinya di ruang tengah.
Di sana, tatapan Rosie yang semula menunjukkan jika dia sedang tidak sabar, seketika menjadi berubah ketika melihatku. Dia bahkan sampai tidak berkata-kata. Matanya membulat dan mulutnya terbuka lebar.
"Kenapa diam saja?! Ayo!" Ketusku.
Ketika aku ingin beranjak menuju pintu, Rosie menahan tanganku, membuatku berbalik dan menatap bingung ke arahnya.
"Kau yakin memakai pakaian seperti itu?" Katanya.
Aku menunduk, menatap pakaianku sendiri yang menurutku tidak ada masalah sama sekali. Ini trending! Selesai mengamati pakaianku sendiri, aku kembali menatapnya dan menggeleng.
"Sangat yakin. Ayo pergi," ajakku tapi kemudian Rosie kembali menahanku, kali ini dengan wajah cemberut.
"Ada apa?" Akhirnya aku bertanya dengan lembut.
"Kau jahat sekali."
Ekspresi wajah Rosie berubah menjadi seperti orang yang paling menyedihkan di dunia ini. Bukannya tidak mengerti apa yang dimaksud Rosie, hanya saja aku sedang melatihnya untuk selalu berterus terang padaku, mengatakan semua yang ada di pikirannya. Karena yang selama ini dia lakukan adalah memendam semuanya.
"Apa maksudmu?" Tanyaku pura-pura tidak mengerti.
"Kau ingin berbagi dengan yang lain?"
Lihat? Siapa yang akan mengerti jika dia mengatakan sesuatu secara acak dan tidak pada intinya. Kemudian, aku menghela nafasku lalu menangkup kedua pipinya yang sudah mulai terisi karena sebelumnya dia terlihat sangat kurus. FYI, ini adalah pipi favoritku.
"Katakan dengan benar, Rosie. Siapa yang akan mengerti jika kau bicara seperti itu?" Ucapku dengan lembut sambil menekan-nekan pipi Rosie, membuat bibirnya semakin cemberut.
"Tapi kau mengerti."
"Ani," ucapku kemudian menatap matanya karena sedari tadi aku menahan bibirnya yang cemberut, bukannya mesum! Itu sangat imut untuk dilewatkan. "Aku tidak mengerti. Katakan dengan benar, baby."
Kulihat Rosie menggeleng lemah kemudian dia memakai jas-nya. Setelah itu, dia menarik tanganku untuk dia genggam dan membawaku keluar dari apartement kami. Ah, mengingat kami sudah mulai tinggal bersama membuatku sangat senang. Rosie terlalu polos, tapi di mataku itu menjadi kelebihannya. Aku mencintainya, sangat mencintainya. Dan kali ini, aku tidak akan pernah melepasnya.
Kembali ke topik, sekarang aku dan Rosie berada di dalam mobil berwarna abu.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR LOVE
RomanceKehidupan Park Chaeyoung a.k.a Roseanne Park setelah berhasil mendapati gadis bernama Kim Jennie sepenuhnya. Setelah menyimpan rasa selama 3 tahun terakhir, akhirnya Rose bisa memiliki Jennie. Namun ternyata semua tidak seindah bayangannya, ada saj...