•
•
•Semalaman aku menangis dengan tissue yang berhamburan dikamarku. Chenle dan Haechan memilih tidur diluar. Mereka terlalu lelah kemarin.
Tok...tok...tok
Aku menutup wajahku dengan bantal, tak peduli dengan suara ketukan pintu yang membuat moodku hancur dipagi hari.
"BUKA!" teriak seseorang. Itu suara Chenle pasti dia minta dibuatkan sarapan. Ah aku malas, kepalaku terasa begitu sakit.
"BUKA!"
TOK..TOK..TOK
Aku menghembuskan nafas kasar, mengumpulkan nyawaku untuk berteriak membalas.
"JANGAN GANGGU GUE!" teriakku.
Tak ada balasan, aku mendegus, kembaliku tutup wajahku dengan bantal. Berusaha melupakan semua yang terjadi beberapa jam lalu.
BRUAK•
Aku terbelalak kaget hingga meloncat kekarpet bawah. Ah lututku, rasanya ingin patah. Lelaki dengan piyamanya itu mendobrak pintuku. Disusul wajah nya yang memerah akibat menggeram.
"Lele!" teriakku kesal.
"Waouw Lele?" Chenle memegang pipinya sambil tersenyum.
"Chenle!" ralatku.
Lelaki itu kembali mengepalkan kedua tangannya menatapku seolah ingin menyerudukku.
"Panggil gue Lele!" teriaknya menarik tubuhku dengan tangannya hingga aku berdiri tegap. Aduh lututku.
"Sakit lutut gue bangs*t"
Lelaki itu mencengkram bahuku dengan sangat keras, "Sopankah kamu berbicara dengan orang lucu juga tampan seperti itu!"
Aku mengerutkan alisku, lalu menggeleng pasrah. Chenle menarik tubuhku mendekat kearahnya.
"Bagus, panggil aku Lele, itu begitu spesial seperti kamu memanggil Na Jaemin dengan sebutan Nana. Tapi aku jelas lebih spesial sih"
"Aku lebih imut" lanjutnya.
Aku tersentak mendengar ucapan Chenle, begitu banyakkah orang yang sudah mengetahui panggilan Jaemin? Ah ini pasti ulah Haechan.
"Stop ngadi-ngadi deh lo!" kesalku.
"Lo? kaca lo gak gue pecahin kan kemarin?"
"Nggak, kenapa emang"
"Coba lihat wajah lo"
Aku meraba wajahku cepat, terasa seperti biasa saja.
"Mata, wajah habis kesengat tawon ya?" tanyanya lagi.
"Nggak, apaan sih lo"
"Bengkak"
Aku berlari cepat mendengar sekecap kata dari Chenle, astaga. Aku tampak begitu kacau, bukan bengkak. Tapi ini efek menangis kemarin, mataku terlihat begitu sembab, begitu juga wajahku.
"Nonton drakor g-gue" ucapku membuat Chenle mendekat kearahku sambil menyibakkan rambutku kebelakang.
"Gue curiga...lo nangis kan?!"
"Habis nonton drakor, dibilangin" ucapku mengelak.
"Bohong, bohong! lo nangisin gue kan?"
Aku melotot, percaya diri sekali.
"ENAK AJA! KEENAKAN LO DITANGISIN, GUE ITU MASIH KESEL SAMA LO, SANA KELUAR!" ucapku membentak menujuk pintu kamarku.
Chenle mengerutkan dahinya, "Pasti Nana, nyenyenye!" lelaki itu mengerucutkan bibirnya. Berbicara dengan nada mengejek.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE || Na Jaemin (Completed)
Fanfiction"Aku masih milikmu dan aku masih melihatmu tertawa dan bahagia dengan masalalu mu" __________________________________________ Bagaimana perasaanmu jika kekasihmu memilih bersahabat dengan mantan pacarnya satu-satunya? Walaupun sangat penyayang dan...