"Aku masih milikmu dan aku masih melihatmu tertawa dan bahagia dengan masalalu mu"
__________________________________________
Bagaimana perasaanmu jika kekasihmu memilih bersahabat dengan mantan pacarnya satu-satunya?
Walaupun sangat penyayang dan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• • •
Semua perilakumu layaknya seperti sebuah kejutan yang tak pernah terpikirkan. Terlalu indah dan mengejutkan.
-Banyak cinta untuk Na Jaemin.
_______________
Kuarahkan mataku kesegala arah, mencari-cari sosok yang kucari selama lima belas menit terakhir ini.
Hingga kini kaki ku terasa begitu tidak nyaman, sungguh melelahkan. Na Jaemin kamu dimana? sungguh lelaki itu membuatku tak bisa berhenti memikirkannya.
Hingga kini mataku mengarah kesudut koridor kelas, aku segera belari, Na Jaemin disana. Aku ingin segera memeluknya. Lalu memintanya membuatku tertawa.
Aku ingin tertawa bersamanya kali ini.
"Ja-." mulutku membisu.
Jaemin sedang menyelipkan rambut gadis itu, Oke aku menghela nafas lega, gadis itu Park Hwamin. Dia sahabat Na Jaemin.
"Jaemin, Hwamin" panggilku melambaikan tangan.
Hwamin gadis manis juga lugu itu melambaikan tangan padaku, begitu juga Jaemin yang tampak terkejut dengan kedatanganku.
"Aku cari kamu lima belas menit, capek tahu gak?" kesalku.
"Beneran? kalau aku baper kamu bisa apa?" tanya Jaemin membuatku tercekat begitu saja.
"Jaemin... lima belas menitku terbuang, ayo sekarang habiskan waktumu untukku seharian" protesku menatap Jaemin yang sepertinya sebentar lagi akan tertawa.
Satu..dua..tiga.
"Hahaha, mau kah kamu Saera?!!" seru Jaemin tertawa sambil mengelus puncak rambutku.
Hwamin tertawa melihatku, "Kalian selalu saja.. ah terlalu romantis" dia menggeleng.
Kini aku mematung, Jaemin merangkulku, "Dia yang mancing, Hwamin!" jawab Jaemin mendekatkan wajahnya padaku.
Dengan cepat aku melepaskan rangkulan itu, sungguh walau terasa nyaman tetap saja aku tidak nyaman dengan Hwamin. Dia itu juga mantan Jaemin.
"Oh iya, Saera, Jaemin, aku harus pergi keperpus ngembaliin buku" ucap Hwamin yang kini terlihat terburu-buru.
Aku mengangguk cepat, "Oh iya? oke hati-hati ya" seruku.
