31. Peeve

383 56 4
                                    

'Terkadang ada kalanya kita harus memendam apa yang kita rasakan demi menjaga hati seseorang agar tak ada luka yang membuatnya menjadi rapuh'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Terkadang ada kalanya kita harus memendam apa yang kita rasakan demi menjaga hati seseorang agar tak ada luka yang membuatnya menjadi rapuh'

-Na Jaemin

"Saera kamu kenapa sayang!" Papa memegang pipiku cepat.

Aku baru pulang jam 9 malam dari toko buku itu, Lee Jeno sudah hampir sepuluh kali mencariku dirumah, Papa yang memberitahuku.

Aku menggeleng lesu, aku sedang tak ingin berbicara, aku hanya ingin sendiri untuk saat ini.

Aku melepaskan tangan Papa dan berjalan pergi kekamar.

"Saera! berhenti!" Papa menyeru dan kudengar langkah kaki Papa mendekat kearahku.

"Sayang, ada apa? kamu bertengkar dengan Jeno ya?"

Aku menggeleng, lalu menunduk cepat.

"Lalu? Papa begitu cemas mendengar kondisi mu yang seperti ini, bisa kan kita berbicara baik-baik sayang? Papa ingin mendengar semuanya" Papa membuatku terdiam dan terisak.

"Saera!" Papa memegang bahuku dan mendongakkan wajahku, disitulah air mataku sudah turun dengan cepatnya.

"Saera? ada apa denganmu?!" Papa terlihat begitu cemas.

"Saera—" suaraku begitu serak.

"Tidak apa-apa" lanjutku dengan cepat menaiki tangga.

"Baiklah, Papa nggak maksa kamu buat cerita, tapi Papa selalu ada untuk putri Papa berkeluh kesah" suara Papa membuatku menghentikan langkahku.

Aku menyeka air mataku, lalu berbalik menatap Papa yang tersenyum tipis kearahku.

"Makasih Pa" ucapku pelan, lalu berjalan cepat menaiki tangga.

* * *

05.45

Aku membuka mataku cepat, getaran pagi hari membuatku bangun cepat. Aku mengelus kepalaku yang sedikit pening.

Namun ketukan pintu membuatku membukanya cepat, jangan tanyakan lagi keadaanku. Aku benar-benar sesulit ini untuk menjelaskannya. Terlalu miris dan menyakitkan.

"Sayang" Jeno memelukku cepat.

Aku terdiam, menghirup aroma tubuh lelaki yang sedikit menenangkan ini. Aku tak memikirkan kenapa lelaki ini ada disini. Pikiran ku sudah penuh.

Jeno merangkup wajahku cepat, aku pun hanya diam, aku tak bersemangat melakukan apapun.

"Ayo makan dulu, wajahmu pucat" Jeno menarik tanganku dan aku hanya bisa mengikutinya.

MINE || Na Jaemin (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang