'Terkadang harapan untuk terus memilikinya selalu saja muncul, namun tak bisa dipungkiri, kebenarannya adalah, dia mencintai orang lain dan diri ini terus berusaha menerimanya'
-Huang Renjun
09.40
Pagi ini aku tidak menginjakkan kakiku disekolah, aku menatap wajahku dari pantulan cermin. Lebam, bahkan ada luka disudut bibirku.
Hei apa dia tidak tahu? kemarin lusa aku baru saja keluar rumah sakit.
Hwamin tidak menonjokku, mungkin tamparannya begitu keras hingga membuat bibirku sedikit berdarah kemarin.
Kakiku juga masih agak sedikit nyeri, tapi sudah kukompres tadi malam. Mama dan Papa sedikit mengkhawatirkanku.
Tapi aku beralasan, "Saera tadi latihan bela diri dengan Hyera, keren kan?"
Aku mengingat ekspresi wajahku waktu pulang kemarin, sok ceria dan kupikir mereka sedikit tidak percaya dengan ucapanku.
Yasudalah, seharian aku masih agak gemetar dengan apa yang kuputuskan. Walau hanya sebentar, kupikir ini akan terasa lama.
Aku, Papa dan Mama akan memutuskan untuk berlibur diluar negeri untuk 7 hari kedepan. Ah, saat itu Papa yang tiba-tiba merencanakan hal ini.
Awalnya Papa ingin mengajak keluarga Jeno untuk ikut berlibur, tak lupa Chenle, anak lelaki kebanggaan kedua orang tuaku.
Tapi aku menolaknya cepat, beralasan, "Lain kali aja sama mereka Pa, Saera pengen sesekali liburan keluarga gitu... kayak orang-orang...."
Aku sok ceria lagi waktu itu.
Aku menggeleng, menarik napasku pelan dan menghembuskannya kasar. Aku akan pergi kebandara sebentar lagi.
Selamat merindukan Na Jaemin untuk jarak yang jauh Saera...
* * *
"Kepalamu sudah membaik?" tanya Jaemin saat menyadari perban dikepala Hwamin dan lututnya sudah tidak ada dari kemarin.
"Lututmu? bukankah kamu bilang luka nya parah?" lanjut Jaemin menajamkan pandangannya.
Hwamin melotot cepat, "O-oh...Papa yang mengobatiku, lukanya cepat kering juga bekasnya" jawab gadis itu sambil tersenyum.
Namun Jaemin sedikit menyibakkan rok seragam Hwamin, "Bekasnya? seperti tidak ada—."
"Kamu lapar? ayo makan!" Hwamin menarik tangan Jaemin tiba-tiba, sepertinya dia berusaha sedikit mengalihkan topik pembicaraan.
"Hwamin!" Jaemin menarik pergelangan Hwamin.
Jantung gadis itu berdegub kencang, ia menyumpah serapah karna kecerobohannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE || Na Jaemin (Completed)
Fanfiction"Aku masih milikmu dan aku masih melihatmu tertawa dan bahagia dengan masalalu mu" __________________________________________ Bagaimana perasaanmu jika kekasihmu memilih bersahabat dengan mantan pacarnya satu-satunya? Walaupun sangat penyayang dan...