20. There was no reply

389 61 7
                                    

'Mencintaimu memang begitu indah, namun mencinta tanpa dicinta tak kalah menyakitian untuk selalu diingat'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


'Mencintaimu memang begitu indah, namun mencinta tanpa dicinta tak kalah menyakitian untuk selalu diingat'

-Lee Jeno

"Lo gak boleh kekamar gue, lo tidur dikamar tamu juga boleh, disini juga boleh pokoknya terserah, asal jangan kekamar gue" ucapku mengintrupsi.

Oh iya lelaki ini baru saja menamparku, aku sempat meringis dan tidak menyangka. Lee Jeno masih tidak mau mengakui kebenaran jika aku tidak ada hubungan apa-apa dengannya.

Lee Jeno juga meminta maaf padaku, aku hanya membuatnya tidak banyak omong saat ini. Kepala ku begitu pusing untuk berbicara banyak-banyak.

Lee Jeno akan menemaniku malam ini, dia begitu memaksa.

"Oke, tapi sebaiknya kamu duduk dulu" Jeno menarik tubuhku dengan cepat hingga terduduk disofa panjang didepan TV.

Argh...kepalaku, aku memegangi pelipisku lalu memijat-mijatnya pelan, Lee Jeno, kenapa dia itu selalu membuatku kesal.

"Saera, kepalamu masih pusing?" Jeno memegang tanganku.

Aku menepisnya cepat, sekarang, bagaimana Jeno bisa tahu aku sedang pusing. Chenle? atau Jaemin.

"Maafin gue, pipi lo masih sakit?" Jeno mengelus pipi kananku dengan pelan.

Aku menepisnya lagi lalu menggeleng pelan, "G-gue mau kekamar"

Aku membangkitkan diriku sambil menunduk, kini aku benar-benar merasa tidak enak badan, namun tangan Jeno lagi-lagi menarikku cepat.

"Ayolah sebentar disini, aku akan membuatmu membaik" Jeno menyenderkan kepalaku dibahunya, sambil mengelus pundakku pelan.

Hampir sama seperti yang Jaemin lakukan tadi.

Astaga, aku terdiam begitu saja, kali ini kudengar hembusan nafas dari Jeno, lelaki yang baru-baru ini masuk kedalam kehidupanku.

"Dengarkan saja" Jeno mengusap rambutku pelan.

Aku hanya bisa diam, jujur saja bersender dibahunya membuatku sedikit merasa nyaman. Selagi lelaki ini tak berbicara sesuatu yang memancing emosiku, Jeno lumayan menenangkan.

"Saera, gadis yang membuatku selalu jatuh... percayalah aku sungguh jarang mengatakan hal ini pada perempuan untuk satu tahun terakhir ini" Jeno menghela nafas.

Suara Jeno, astaga aku terbelalak kaget, sebisa mungkin kunetralisir tubuhku agar tak terlihat terkejut.

Aku jadi teringat Jeno yang dulu, yang setiap bulan bahkan minggu selalu berganti pacar, dan selalu membuat onar.

Dan perubahannya berawal dari satu tahun terakhir ini, sosok dingin dan lebih pendiam. Bahkan dia tidak pernah dekat degan cewek manapun semenjak satu tahun terkahir itu.

MINE || Na Jaemin (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang