41. Avoidance that hurts.

348 48 14
                                    

'Rasa cinta ku selalu mendesakku untuk terus bersama mu, terlebih ketika situasi sedang tak mendukungmu untuk tetap tersenyum'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Rasa cinta ku selalu mendesakku untuk terus bersama mu, terlebih ketika situasi sedang tak mendukungmu untuk tetap tersenyum'

-Lee Jeno

"Hei, jangan gini dong Saera... Gue tau, gue tau lo gak salah!" Jeno menarik bahuku dan menggenggam tangan pelan.

"Pergi!" ucapku pelan.

Lelaki ini mengantarku pulang setelah semua orang dengan jelas mencaci bahkan menyalahkanku yang jelas-jelas tidak bersalah.

"Kok jadi gue yang disuruh pergi—."

"Pergi!" tegasku menekan kalimat dan melepaskan pegangan tangan Jeno.

"Saera..." Jeno mendesah kesal.

"Pergi Jeno!" aku berlari menuju pagar rumahku dan menutupnya dengan sekuat tenaga.

"SAERA!" teriak Jeno menarik pagar yang ingin kututup namun sekuat tenaga aku mengembok dengan cepat.

Aku berlari meninggalkan Jeno yang meneriaki namaku. Aku melihat Mama dan Papa sedang menonton televisi diruang keluarga.

Aku tersenyum tipis dan berlari kekemar.

Aku menutup pintu kamar, menangkap foto Jaemin yang terpampang nyata menjadi sebuah pemandangan yang indah saat aku baru masukn kedalam kamar.

Mataku memanas, otot kakiku terasa begitu lemah, aku tak bisa mendengar kata hatiku untuk saat ini.

Aku menjatuhkan tubuhku dan menekuk lututku cepat, menelaah apa yang baru saja terjadi.

Dunia seakan sedang tak mendukungku untuk bahagia.

Orang terdekatku baru saja membela seseorang yang jelas salah, aku meremas dress ku. Menahan tangis yang sedari tadi kutahan.

Aku menatap kedepan lagi. Bibirku bergetar, aku tak mampu berkata-kata untuk menyampaikan seberapa rapuh dan hancurnya diriku saat ini.

Kenapa? apa ini yang dikatakan Jisung? dia tidak akan khawatir karna semua akan terjawab? apa dia suka aku menjadi bahan tuduhan Hwamin? bahkan Chenle, dia sama sekali tak membelaku.

Mark, Hyera? Renjun apalagi, Renjun menamparku, Jaemin? dia benar-benar meruntuki mengenal gadis seperti ku.

Aku memejamkan mataku, aku menangis, benar-benar menangis. Tak ada lagi orang yang peduli denganku, kehidupan ini begitu menyedihkan.

"Na—." aku mengingat semua kejadian yang tersimpan sepanjang kisah cintaku.

Awal yang indah dan berwarna dengan akhir yang begitu menyakitkan.

Aku merintih tak kuasa menahan tangis, kenapa semua ini terjadi padaku?

"SAERA!" seseorang membuka pintu kamarku.

MINE || Na Jaemin (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang