19. Prolonged frustration

391 64 2
                                    

'Ketika waktu terus berjalan, aku berusaha memperbaiki semua yang kau anggap sudah berbeda itu, semoga kamu memahaminya'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


'Ketika waktu terus berjalan, aku berusaha memperbaiki semua yang kau anggap sudah berbeda itu, semoga kamu memahaminya'

-Na Jaemin.



Aku mendudukan diriku disofa, memegang pelipisku dengan cepat lalu sedikit mengaduh sakit. Jaemin yang berlari kearahku cepat.

Oh iya Jaemin sedikit mengulur waktunya untuk pulang.

Hehe aku masih kangen.

Tadi kami berbicara sambil berdiri dan sialnya kepalaku mendadak pusing, aku tidak tahan untuk terlalu lama berdiri, bahkan sosok Jaemin terlihat sedikit berkunang-kunang.

Aku izin untuk segera duduk, aku tidak mau pingsan.

Jaemin menatapku cemas, lelaki itu memegangi pipi kananku lalu mengibas-ngibaskannya.

"Panas" ucapnya.

Aku terdiam, "Saera kamu sakit?" Jaemin duduk disebelahku.

Aku menggeleng, ah kenapa ini terjadi begitu mendadak, padahal perbincangan tadi sungguh mengasyikkan. Aku memilih untuk menegakkan tubuhku.

Namun ah...kepalaku rasanya begitu nyut-nyutan, aku menggeleng.

Jaemin menatapku penuh cemas, lelaki itu merangkup wajahku dan mendekatkan nya dengan wajahku. Kini rasa sakit kepala itu semakin menjadi-jadi ditambah deguban jantung yang begitu cepat.

"Aku ambil akan mengambil kan minum" Jaemin beranjak cepat, aku menghembuskan nafas lega.

"Eh pada ngapain?" Chenle menghalangi jalan Jaemin.

Jaemin berhenti dan menoleh kearahku, "Saera, sepertinya dia butuh minum" suaranya.

Aku menatap Chenle yang mengerutkan dahi, Jaemin tersenyum dan mengambil langkah kesamping lalu pergi kedapur.

"Eh Jaem" Chenle mengangkat tangannya.

"Kenapa?" Jaemin menoleh.

"Sst, gue aja yang ngambilin minumnya" ucap Chenle berlari kearah Jaemin dan mendorong Jaemin mengarah padaku.

Jaemin tarsenyum dan mengangguk, lelaki itu duduk lagi disampingku sambil merangkulku dari belakang lalu menarik kepalaku hingga tersender dibahunya.

Astaga, mataku berbinar dan sudah kupastikan malam ini aku akan senyum-senyum sendiri.

"Aku sedikit merasa beruntung, setidaknya jika kamu sedang seperti ini ada tempat untuk mu bersandar" Jaemin mengelus kepalaku pelan.

Aku semakin gugup, dan tangan Jaemin kini menurun menuju pipiku, astaga aku merasakan sentuhan ini.

🌚 ekspresiku.

"Sekarang beristirahatlah sebentar dibahuku, aku akan menunggumu hingga kamu merasa baik"

MINE || Na Jaemin (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang