34. Not the truth

358 55 7
                                    

Jika rasa pengertian dan kepecayaan satu sama lain terjalin dengan baik, maka sesuatu hal yang tidak baik berpotensi datang mungkin akan terhalang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika rasa pengertian dan kepecayaan satu sama lain terjalin dengan baik, maka sesuatu hal yang tidak baik berpotensi datang mungkin akan terhalang.


"Saera..." Renjun berhenti dihadapanku.

Aku hanya diam, aku takut jika aku berbicara justru akan membuatku lebih kacau.

"Maaf" Renjun menatapku dan memegang bahuku.

Aku terdiam, kini kelopak mataku sudah tergenang dengan air mata yang siap meluncur kapan saja.

"Maaf... Aku lelaki yang kasar" Renjun membuatku tertunduk dan air mataku menetes dengan cepat.

Ini sudah waktu pulang sekolah dan lelaki ini menghampiriku didepan gerbang sekolah, aku sedang menunggu Jeno.

"Saera..." Renjun menggenggam tanganku.

Aku menatapnya, "Kenapa lo gak pengertian sama sekali?" tanyaku bergetar.

"Maaf, ini semua ada alasannya dan gue gak maksud buat lo celaka"

Aku mengangguk sambil menatap kesal, "Jadi? lo sengaja dukung hubungan Hwamin sama Jaemin? itu lebih dari kata celaka buat gue!" tegasku mengeraskan rahangku.

"Bukan—."

"Lo tau?! seumur hidup gue cuma satu orang yang bisa ngertiin gue! dan lo juga salah satu penyebab dia mutusin gue"

"Saera lo gak paham!" Renjun menggretak.

Aku melotot, "Apa selama ini gue kurang paham? saat Jaemin masih jadi milik gue, gue pernah ngelarang dia buat deket sama Hwamin?! Hah?"

"Saera tenanglah" Renjun memegang bahuku, aku terisak dalam tangisanku.

"Gue cinta sama Na Jaemin, cuma dia... Dan sekarang dia bukan milik gue lagi" ucapku.

"Semua akan berlangsung cepat, gue harap lo bisa nahan ini sebentar" ucap Renjun membuatku emosi.

"Dari awal gue pacaran sama Jaemin dia selalu ada dihubungan gue sama Jaemin, lo bilang itu sebentar? ini udah lebih dari kata sangat lama, sampai itu cewek bener-bener ngambil Jaemin dari gue." ucapku memejamkan mata.

Hatiku terasa tersayat, ini benar-benar membuatku rapuh.

"Hai sayang!" Jeno datang melepaskan pegangan bahu Renjun dan memelukku.

"Lo apaain pacar gue lagi sih?!" Jeno menatap Renjun dan menarik kerah lelaki itu.

Aku menyeka air mataku, sekolah ini sudah sepi, "Jen, biarkan... Renjun gak salah" ucapku gemetar.

MINE || Na Jaemin (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang