18. Dua rasa yang sama

9.3K 941 160
                                    



Jam kosong merupakan surga dunia bagi pelajar, kenikmatan yang sesungguhnya, ketika tidak ada kegiatan belajar-mengajar. Saat ini SMA Pelita tengah jam kosong karena para guru tengah mengadakan rapat. Banyak siswa-siswi yang memilih untuk keluar kelas, menghirup udara segar, begitupula dengan Senja. Gadis itu kini tengah berjalan menyusuri koridor, sembari bersenandung. Ia baru baru balik dari kantin setelah membeli cilok pak Amat.

"Kenapa lo?"

Langkah Senja berhenti ketika mendapati Indah beserta teman sekelasnya yang lain, mereka tengah nongkrong di anak tangga.

"Ih, kepo lo," jawab Senja.

"Yee, si anying. Gue nanyanya baik-baik dijawabnya begitu," cibir Indah.

"Eh, minta liptint dong."

Indah memutar bola matanya, mengambil liptint yang berada di kantongnya dan menyerahkannya pada Senja. Meminjam alat make up seperti ini memang sering mereka lakukan, jika bukan Senja yang meminta pasti Indah atau teman-temannya yang lain. Mereka saling tolong menolong.

Senja orang yang nyambung ketika diajak ngobrol, sebab itulah orang-orang mudah nyaman dengannya. Dia bisa dengan cepat menyesuaikan diri. Sifatnya yang friendly membuat semua orang senang berdekatan dengannya.

Oleh sebab itulah terkadang banyak orang yang terheran-heran, mengapa Lembayung menolak Senja mentah-mentah seperti itu? Padahal apa kurangnya Senja? Dia cantik, ramah, lucu, diluaran sana banyak lelaki yang mengantri untuk menjadi pacarnya dan kebodohan Senja adalah hanya menginginkan Lembayung.

"Kaca mana kaca?" tanya Senja.

"Ck, ribet banget dah lo," gerutu Putri. Meski begitu ia tetap menyerahkan kaca tersebut.

"Udah mirip Lisa blackpink belum?" tanya Senja.

Gadis itu sedang asyik berkaca sambil mengoleskan liptint.

"Katanya lagi ada diskon make up gitu," ujar Putri.

"Hah? Serius? Di mana?" tanya Wulan heboh.

Teman-teman Indah memang begitu, suka berburu diskonan. Selalu berfashionable, tak bisa melihat baju bagus sedikit langsung pengen dibeli. Apalagi kalau ada diskon, langsung deh jiwa shopingnya berkoar-koar. Namanya juga betina.

"Ikut nggak, Ja?" tanya Wulan.

"Nggak ah, males gue." Senja tak menoleh, sibuk berkaca, ia masih asik mengoleskan liptint.

Tiba-tiba seseorang mengusap wajah Senja, membuat liptint Senja tersenggol dan menimbulkan efek yang luar biasa sekali untuk wajah Senja.

"Agan jelek, gue sumpahin jodoh lo mati sekarang juga, biar lo nggak punya jodoh!!" teriak Senja kesal.

Agan hanya menatapnya sembari memelitkan lidahnya. Senja menghentak-hentakkan kakinya, ia menatap tubuh Agan yang mulai menjauh karena Agan sudah berlari terbirit-birit.

"Gagal jadi Lisa blackpink deh gue," ucap Senja.

"Nggak apa-apa deh nggak jadi Lisa, yang penting sekarang udah mirip Rose, kan luamayan," gumamnya.

"Lo nyumpahin jodohnya Agan mati, berarti yang jadi jodohnya Agan lo dong."

Senja mendelik ke arah Wulan, ia menatap Putri dan Indah secara bergantian, sepertinya mereka tengah menahan tawa.

"Jodoh pala lo. Ogah banget gue jodohan ama cowok tengil kayak dia, bisa mati kejang-kejang gue."

"Nggak boleh kayak gitu, Ja. Ntar lo kualat, jatuh cinta lagi sama dia. Jodoh kan nggak ada yang tau," timpal Indah. Putri mengangguk, mengiyakan.

LEMBAYUNG (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang