24. Jingga sayang Lembayung

10.9K 967 530
                                    

Typo bertebaran!!!

Perhatian tidak selamanya bisa di artikan sebagai rasa suka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perhatian tidak selamanya bisa di artikan sebagai rasa suka. Aku perduli, bukan karena suka. Hanya saja aku perduli karena aku merasa kasihan.
























"Jingga!"

Jingga bergegas membukakan pintu kala mendengar teriakan Raka yang sudah ke sekian kalinya memanggil namanya.

"Ada apa, Pa?" tanya Jingga.

"Kenapa lama banget buka pintunya?" tanya Raka balik.

"Tadi Jingga lagi siap-siap. Ada apa sih Papa sampai manggil segitunya banget?"

Raka terkekeh.

"Panik ya? Maaf ya. Di luar udah ada yang nungguin," ucap Raka.

"Hah? Siapa? Supir?"

Raka menggeleng, "Supir cinta mungkin."

Jingga mengerutkan keningnya, terlebih setelah mengatakan itu Raka berbalik meninggalkannya sambil terkikik.

"Cepetan ya. Kasian supir cintanya kalau kelamaan nunggu," teriak Raka.

Meskipun bingung apa yang di maksud oleh Raka, tapi tetap saja Jingga menyegerakan siap-siapnya.

Sesampainya di lantai bawah, dia langsung di sambut oleh senyuman Lembayung yang sudah menunggunya di sana, lelaki itu tengah duduk bersama Raka.

"Bayung," panggil Jingga.

"Udah jadi?"

"Ada apa pagi-pagi ke sini? Tumben."

"Katanya mau jemput kamu. Udah ah kamu jangan banyak tanya, sini ikut sarapan sama kita."

Jingga mengambil duduk di sebelah Raka, di depannya ada Lembayung.

Selesai sarapan Jingga berpamitan pada Raka, begitupula dengan Lembayung.

"Aku bawa motor, nggak apa-apa kan?" ucap Lembayung.

"Hah? Nggak apa-apa sih, kan kamu yang mau naik motor kenapa nanya ke aku?"

"Kan aku boncengin kamu."

Jingga membulatkan matanya, gadis itu menggeleng dengan cepat.

"Aku bisa naik angkot atau di anterin. Kamu berangkat sendiri aja," ucap Jingga.

"Terus gunanya aku sebagai pacar kamu apa?"

"Nanti kalau ada anak SMA Pelita yang ngeliat kita berangkat bareng gimana? Ntar mereka ngiranya kita punya hubungan khusus lagi."

"Kita kan emang pacaran," jawab Lembayung.

Jingga terdiam, benar juga apa kata Lembayung.

"Tapi kita backstreet."

LEMBAYUNG (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang