Lembayung berjalan sembari menggenggam tangan Jingga. Mereka masuk ke dalam rumah Lembayung, memang mereka tak langsung pulang karena Lembayung bilang dia hendak mengantar Jingga pulang menggunakan mobilnya, gara-gara insiden tadi Lembayung jadi trauma mengajak Jingga untuk pulang naik bus.
"Assalamualaikum," ucap Lembayung sembari masuk ke dalam rumah.
"Waalaikumsalam."
Bintang datang tergesa menghampiri anaknya yang baru saja pulang.
"Kamu kemana aja?" tanya Bintang. Tangannya menyusuri rahang tegas Lembayung.
Kentara sekali wajahnya terlihat cemas, di belakang Bintang ada Langit dan juga Senja yang tengah menatapnya bingung.
"Jingga!" pekik Senja kemudian memeluk Jingga.
"Lo kemana aja? Bikin semua orang khawatir tau nggak."
Air mata Senja tak dapat dibendung lagi, pelukannya pada Jingga semakin mengerat. Jingga tersenyum, perasaannya menghangat.
"Gue nggak apa-apa kok." Jingga mengelus punggung Senja dengan lembut.
Bukannya berhenti menangis Senja malah semakin terisak.
"Ja, udah."
"Gue khawatir tau, gue kira lo marah sama gue."
"Kenapa gue harus marah? Lo gak punya salah, Ja."
"Gue fikir lo marah karena gue ninggalin lo tadi di kantin sendirian, atau lo marah karena gue nyuruh lo buat nggak ngehianatin abang gue. Maaf ya gue terlalu memaksakan kehendak, tolong jangan jauhin gue."
Senja mengurai pelukannya.
"Lo nggak salah apa-apa," ucap Jingga tersenyum manis.
"Terus kalau lo nggak marah lo kenapa? Kenapa ngilang? Semua orang panik tau nyariin lo."
"Ada hal yang gak harus lo tau," timpal Lembayung menatap Senja tajam.
"Tapi tunggu ... lo kok bisa bareng sama Bayung?" Senja menatap kedua orang itu bergantian.
"Lembayung yang nolongin gue." Jingga menatap Lembayung.
Senja mengangguk.
"Sebenarnya ini ada kenapa? Kok bisa ditolongin sama Lembayung?" tanya Bintang.
"Urusan remaja, Ma. Jangan ikut campur ih." Bukan mereka yang menjawab tetapi Langit.
"Papa apaan sih, nyaut mulu, udah sana nonton aja!" Bintang mendorong Langit agar menjauh dari mereka.
"Nanti Bayung ceritain," ucap Lembayung. Seolah mengerti arti tatapan dari Bintang.
"Kalian udah makan malam?" tanya Bintang.
Mereka menggeleng.
"Yaudah sekarang kalian bersih-bersih dulu, terus turun makan. Bayung, kamu antar Jingga ke kamar Elsa ya, biar dia bersih-bersih di sana."
Lembayung mengangguk, segera ia menyeret Jingga untuk ikut dengannya. Senja masih diam, ia menatap kepergian Lembayung dan Jingga.
"Senja mau ikut makan malam lagi atau mau nonton bareng om?"
"Senja bantuin tante siapin makan malam aja buat mereka," jawab Senja.
Jingga dan Lembayung masuk ke dalam sebuah kamar, kesan pertama yang Jingga lihat adalah rapi dan wangi. Semua tertata dengan rapi, tapi ini seperti kamar lelaki bukan perempuan, bukannya adik Lembayung itu perempuan kenapa kamar ini seperti kamar lelaki.

KAMU SEDANG MEMBACA
LEMBAYUNG (End)
Ficțiune adolescențiKepergianmu banyak mengajarkan hal baru bagiku, cara menghargai, dan betapa berharganya kamu dalam hidupku. Note: siapkan tissue, mojok, dan siap-siap baper!