37. The end

12.1K 1.1K 546
                                        

Akhiiirrrrr:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhiiirrrrr:)










































Pagi-pagi sekali Lembayung sudah sampai di sekolahan. Sekolah masih sepi, hanya ada beberapa murid saja yang baru datang, wajar saja sekarang masih jam 6 masih ada waktu lumayan untuk berleha-leha di rumah sebelum berangkat ke sekolah.

Jika tidak untuk bertanya lebih lanjut prihal tadi malam, mungkin Lembayung masih di rumah. Tapi, ia penasaran apakah ia yang salah dengar atau Jingga hanya bercanda. Setelah mengatakan itu semalam, Jingga langsung masuk ke rumahnya meninggalkan Lembayung sendirian di luar dengan sejuta pertanyaannya dan berakhir Lembayung tak bisa tertidur semalaman karena masalah ini.

Lembayung berdiri seraya mondar-mandir di dekat motornya, semenit sekali ia melirik ke arah gerbang, namun sampai saat ini Jingga belum datang juga.

Tepukan di bahunya membuat Lembayung terkejut, ia menoleh dan matanya menatap tajam Miko dan Candra yang tengah berdiri di depannya.

"Mau jadi kang parkir?" tanya Miko.

"Lo ngapain mondar mandir di sini? mau jadi Syahrini?" tanya Candra.

"Kalian yang ngapain di sini? ngagetin orang aja," balas Lembayung.

"Ini kan parkiran sayangku. Kalau di parkiran ngapain lagi sih selain parkir motor? Emangnya di parkiran bisa mandi?" tanya Candra.

"Bayung mah, kadang-kadang lemot deh," sahut Miko.

"Lagian lo ngapain sih di sini?" tanya Candra lagi.

"Parkir Candra, kan tadi lo yang bilang kalau di parkiran selain parkir ngapain sih? Emangnya di parkiran bisa mandi?" ulang Miko.

Candra mendelik menatap Miko.

"Nyaut ae terus. Yang di tanya Bayung yang ngejawab lo," gerutu Candra.

"Beruntunglah wahai Candra, abang Miko yang tampan ini mau menjawab-"

Lembayung mendorong Candra dan Miko yang di rasa menghalangi jalannya, ia mempercepat langkahnya kala melihat Jingga yang berjalan memasuki sekolah.

"Lembayung kenapa sih? Kayak orang kesetanan aja," gerutu Miko.

"Lo yang kerasukan," timpal Candra.

"JINGGA!" teriak Lembayung.

Cowok itu semakin mempercepat langkahnya, begitu pula Jingga yang semakin mempercepat langkahnya. Namun, langkah kakinya tak bisa mengalahkan Lembayung yang berjalan lebih cepat darinya.

"Jingga, berenti." Lembayung mencekal pergelangan tangan Jingga.

"Lepas!" ucap Jingga mencoba melepaskan cekalan Lembayung, namun tak berhasil karena Lembayung malah semakin mengeratkan cekalannya.

LEMBAYUNG (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang