4. Reuni

14.8K 1.3K 64
                                    

"Makasih ya, Pak," ucap Jingga sebelum turun dari taksi.

Kakinya kembali berjalan memasuki rumah berlantai dua tersebut, matanya melirik dua mobil yang terparkir manis di garasi.

Tumben sekali sore-sore seperti ini orang tuanya sudah pulang, terlebih lagi Mamanya. Biasanya Raka yang akan pulang sebelum magrib, sedangkan Nessa biasanya pulang tak kenal waktu, bisa selarut mungkin atau bahkan bisa sampai tidak pulang.

Nessa memang sesibuk itu dari dulu, terlebih semenjak kejadian memilukan itu membuat Nessa memilih menyibukkan dirinya membuat Jingga tak pernah memiliki waktu berdua selayaknya anak dan ibu, terkadang dia iri sekali pada Senja, gadis itu bisa mempunyai banyak waktu bersama Sasa sedangkan dia, dia tak pernah terlalu diperhatikan oleh Nessa.

"Papa," panggil Jingga ketika masuk ke dalam rumah dan mendapati Raka yang tengah berjalan menghampirinya.

"Pulang bareng siapa?" tanya Raka.

Jingga tersenyum dan berhambur memeluk Raka dengan kuat.

"Naik taksi."

"Maaf ya, Papa baru pulang jadi telat mau jemput kamu." Jingga mengangguk.

"Anak kesayangannya Papa masih tetap manja," ledek Raka sambil mengelus rambut Nessa dengan sayang.

"Papa mau kemana? Kok rapi?" tanya Jingga melihat Raka yang sudah memakai jas formalnya.

"Kok cuma Papa yang dipeluk kayak gitu. Kamu nggak kangen juga sama Mama?" mereka menoleh melihat Nessa yang memasang wajah cemberut.

"Jingga, juga kangen sama Mama." Jingga mendekati Nessa dan memeluknya.

"Buruan siap-siap, kita mau ke acara reunian teman Mama sama Papa," ucap Nessa.

"Hah? Mendadak gini?" tanya Jingga.

"Iya, sayang. Sebenarnya ini nggak mendadak sih, karena acaranya sudah direncanakan dari jauh-jauh hari tapi Mama sama Papa aja yang ngasih taunya sekarang." Nessa terkekeh melihat wajah Jingga yang cemberut.

"Kamu ikut kan?" tanya Raka.

"Pasti ikut dong, iya kan sayang?" Jingga terlihat berfikir sebelum menjawab.

"Sebenarnya, Jingga lagi ada tugas, Ma."

"Ikut sebentar nggak apa-apa kan sayang. Lagipula acara ini kan cuma diadakan satu tahun sekali," bujuk Raka.

"Iya. Ikut aja," Ajak Nessa.

Akhirnya setelah lama berfikir Jingga mengangguk, dia fikir itung-itung refreshing.

"Siap-siap gih." Jingga mengangguk.

🌸🌸🌸

"Bang, Abang, ayo Bang buruan!!" Lembayung yang sedang menatap dirinya kini berdecak karena mendengar suara teriakan Elsa-adiknya.

"Woy, Abang buruan, lama banget lo! Ntar telat lagi, Abang!" teriak Elsa.

Suara gedoran pintu kembali terdengar, kali ini lebih keras dari sebelumnya.

"Ab—"

Lembayung menatap datar Elsa yang tengah nyengir sambil menatapnya.

"Lama banget lo, kayak anak perawan aja!" ejek Elsa.

"Buru! Ntar telat lagi, gue nggak sabar mau ketemu sama kak Senja." Senyum mengejek terbit dari bibir Elsa.

"Duluan lo, tunggu di bawah!" usir Lembayung.

"Jangan lama-lama ya, gue capek nunggunya!" teriak Elsa ketika Lembayung menutup pintu kamarnya sebelum Elsa menyelesaikan perkataannya.

"Untung abang gue," gumam Elsa.

LEMBAYUNG (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang