46. Tak rela

10.2K 1.2K 312
                                    



Tepat pada hari kelima Lembayung telah keluar dari rumah sakit. Pada hari kepulangannya hanya ada keluarganya saja. Kehadiran Senja yang ia harapkan malah tidak ada, dan itu membuat hidupnya kian terasa sepi.

Keesokan harinya Lembayung memaksa untuk masuk sekolah, meski Bintang tak mengizinkan namun berkat kekeras kepalaan Lembayung, akhirnya Bintang mengizinkan. Tapi, harus diantar jemput oleh supir karena kondisi tangan Lembayung belum memungkinkan. Bekas luka akibat bogeman tempo hari pun masih tercetak jelas di wajah tampannya.

Sampai di sekolah kedatangan Lembayung langsung di sambut hangat oleh warga SMA Pelita. Banyak yang berbisik-bisik karena ngilu melihat luka Lembayung, dan banyak pula yang bersorak heboh karena kini Lembayung telah kembali masuk sekolah. Namun, Lembayung tak memperdulikan semua itu karena sekarang ia ingin bertemu Senja, melihat senyum gadis itu dan mengembalikan moodnya.

"Udah, sembuh, Bay?" tanya salah satu teman kelas Lembayung saat Lembayung akan masuk kelas.

"Lo gak liat?" tanya balik Lembayung.

Lembayung kembali melangkahkan kakinya masuk ke dalam kelas.

"WOY, LEMBAYUNG DAH MASOK!!" seru Miko berhambur memeluk Lembayung.

"Lepas, jijik," ucap Lembayung sambil berusaha melepaskan pelukan Miko yang terasa menyesakkan.

"Apa kabar penghuni neraka?" tanya Miko lagi.

"Kalau Lembayung aja masuk neraka, gue jamin sih lo juga masuk neraka," sahut Candra.

"Dih, sotoy lu. Emangnya lu sape sampai yakin banget gue bakalan masuk neraka?"

"Lah, lo juga sape sampai bilang Lembayung penghuni neraka? Selama ini yang paling sering ngebully orang itu lho, jadi gue yakin kalau dosa lo itu lebih numpuk dari pada Lembayung."

Miko mendelik tak terima, sebelum ia kembali membuka suara, Candra menyela terlebih dahulu.

"Nyari siapa, Bay?" tanya Candra yang celingak celinguk.

"Nggak," jawab Lembayung.

Tepat saat bel masuk telah tiba, Senja beserta Saga masuk. Namun Senja tak duduk di depannya lagi, melainkan sudah berada di paling depan bersama Siti. Ia menatap Jingga yang duduk sendiri di bangkunya.

Di samping tempat duduk Lembayung ada Miko, karena Saga memilih untuk pindah tempat duduk.

Sampai setelah istirahat tiba, semua murid berhamburan keluar kelas untuk mengisi perut mereka yang telah keroncongan.

"Gue kangen Saga," ucap Miko tiba-tiba membuat Lembayung menoleh.

Lembayung menatap arah pintu melihat Saga yang keluar di ikuti Senja di belakangnya, melihat Senja buru-buru Lembayung berdiri dan berjalan mendekati Senja.

Pergelangan tangan Senja langsung di cekal oleh Lembayung yang menggunakan tangan kirinya. Senja terkejut, ia pun menoleh. Melihat Lembayung yang memegangnya Senja langsung menghempaskannya.

"Apasih, pegang tangan orang sembarangan. Nggak sopan banget," bentak Senja membuat orang yang berlalu lalang menoleh, ada yang memilih untuk berhenti dan menyaksikan dan ada yang juga memilih untuk bodo amat.

"Ja, tolong kasih gue kesempatan," ucap Lembayung.

"Gue janji setelah ini gue bakalan perbaiki semuanya."

"Kesempatan apaan?! Harusnya lo mikir pake otak lo, kalau kesempatan itu kadang nggak dateng dua kali."

Baru saja Lembayung akan kembali bersuara, Agan datang lalu merangkul pundak Senja dengan mesra.

LEMBAYUNG (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang