52. I loved and i lost you

16.5K 1.4K 1.3K
                                    

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh author back!!!!

Ada yang kangen? Yaudah nggak usah, biar doi aja yang kangen sama w.

Enjoy ❤

Typo bertebaran!!!!!!!!!!

Tissue jangan lupa. Btw ini bukan ending, part depan baru ending HAHAHAHA






































Setelah bel pulang berbunyi, semua siswa SMA Pelita berhamburan keluar dari kelas masing-masing.

"Duluan, Siti," pamit Senja pada Siti yang dibalas anggukan.

Ia keluar dari kelas dengan senyuman manisnya. Senja memberhentikan langkahnya tatkala melihat Agan yang sudah menunggu di depan pintu, tapi tidak sendiri melainkan ia tengah berbincang bersama Lembayung. Tunggu, sejak kapan mereka bisa akrab seperti itu?

"Langsung pulang?" tanya Agan sambil memperbaiki rambut Senja yang terlihat berantakan.

Senja sedikit melirik ke arah Lembayung yang juga ternyata tengah menatapnya. Tatapannya terlihat sendu. Kemudian ia mengangguk sebagai balasan pada Agan.

"Duluan ya, Bay," kata Senja pada Lembayung.

"Ketemu nanti, bro." Agan menepuk pundak Lembayung pelan yang dibalas anggukan.

Hal itu membuat Senja tercengang, bagaimana tidak mereka yang biasanya seperti kucing dan anjing kini bisa akrab seperti itu. Tanpa adanya tatapan tajam yang mereka layangkan seperti biasanya.

"Ayo!" Agan menggenggam tangan Senja dan membawanya pergi.

Angin sepoi-sepoi menerpa wajah Senja dengan lembut, rasanya senang sekali berada di atas motor seperti ini, apalagi Agan membawa motornya dengan pelan.

"Jalan-jalan dulu ya, Gan," teriak Senja.

"Mau kemana?"

"Jalan-jalan," teriak Senja.

"Ya tapi mau jalan-jalan kemana?" tanya Agan lagi berteriak.

"Terserah."

"Ke Mall?" tawar Agan.

"Nggak mau."

"Pantai?"

"Kejauhan."

"Ya, terus kemana?"

"Terserah." Agan menghela nafas kesal.

Mau tau sesuatu yang membuat cowok kesal? Kek gini ni, kayak Senja ini. Kalau ditanya mau apa jawabnya terserah kamu, tapi nanti kalau cowok mengusulkan ditolak mentah-mentah, terus ditanya lagi jawabnya terserah, mau tau seperti apa rasanya? Rasanya anjim banget.

"Terus kemana nih jadinya?" tanya Agan.

"Terserah gue bilang," jawab Senja yang mulai kesal.

"Taman mau nggak?"

"Nggak."

"Jadinya gimana sih? Kalau jadi ya jadi kalau enggak ya enggak." Fiks Agan rasanya sudah ingin frustasi saja.

"Gimana kalau kita ke taman aja." Jawaban Senja rasanya membuat Agan ingin menghempaskan tubuhnya ke antartika.

"Dari tadi juga gue ngomongnya begitu."

"Eh, gitu ya?" terdengar Senja cekikikan sendiri.

Motor Agan pun terparkir manis di sebuah parkiran taman. Senja turun lalu memberikan helmnya pada Agan.

LEMBAYUNG (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang