"Mau nonton film apa?" tanya Saga.
Jingga mengerjapkan matanya.
"Gue nggak tau film yang bagus. Lagipula kan lo yang ngajak nonton, jadi gue ikut lo."
Saga mengangguk.
"Mariposa mau?" tanya Saga.
Jingga mengangguk.
"Gue ikut aja."
Kemudian Saga memesan dua buah tiket, untuknya dan Jingga.
"Sebelum masuk. Lo nggak mau beli apa gitu, jadi cemilan."
"Air putih aja."
"Popcorn nggak?" tanya Saga.
"Boleh," jawab Jingga smabil tersenyum.
Saga mengangguk, ia di suruh menunggu oleh Saga, sedang lelaki itu yang pergi yang membeli cemilan. Jingga menghela nafas, suasana mall malam ini sangatlah ramai, terlebih bioskop tempat mereka akan menonton. Banyak pasangan remaja yang menghabiskan malam mingguan mereka, entah bersama pacar, maupun sahabat.
Cukup lama menunggu, akhirnya Saga datang sembari membawa popcorn dan sebuah air minum.
Kemudian mereka masuk ke dalam bioskop. Mereka tak ada yang berbicara, Jingga fokus menonton film yang sudah di putar sedangkan Saga sibuk menatap wajah cantik Jingga dari samping.
Kini mata Saga beralih pada tangan Jingga yang menganggur, dengan sangat hati-hati ia menggerakkan tangannya kemudian menggenggam tangan Jingga. Merasa tangannya di genggam Jingga menoleh pada Saga.
"Kenapa?" tanya Jingga.
"Enggak. Tadi ada sesuatu gitu di tangan lo," jawab Saga asal.
Jingga tak ambil pusing, ia kembali fokus menonton karena menurutnya film ini sangatlah asyik. Mekipun sesekali ia menggerutu karena perlakuan sang cowok pada si cewek.
"Jingga?" panggil Saga. Jingga kembali menoleh.
"Gue boleh nanya?" Jingga mengangguk pelan.
"Kapan lo mau membuka hati lo buat gue?" ucap Saga pelan.
"Hah? Maksudnya?"
"Gue yakin lo ngerti maksud gue barusan. Gue suka sama lo, dan gue tau kalau lo udah tau dari jauh-jauh hari. Iya kan?"
"Apa lo nggak ada niat sedikitpun untuk balas rasa cinta gue?" tanya Saga lagi.
Jingga tak menjawab. Ia mengalihkan tatapannya, kemana saja yang terpenting ia tak menatap wajah Saga yang membuatnya salah tingkah.
"Please jawab!"
"F-filmnya lagi seru," ucap Jingga berusaha tak mendengar apapun yang dibicarakan oleh Saga.
"Seenggaknya kalau lo belum jatuh cinta sama gue, tolong buka hati lo, biarin gue berusaha buat lo jatuh cinta sama gue tapi lo juga harus bisa menerima gue."
"Gue suka sama lo, Jingga. Gue cinta sama lo, lo mau kan jadi pacar gue?"
Lagi-lagi Jingga tak membalas. Gadis itu menggigit bibirnya, ini sudah keberapa kali Saga mengatakan hal yang sama dan jawaban Jingga selalu sama.
"Saga, gue b-"
"Gue tau lo bakal tolak gue lagi, tapi itu bukanlah sesuatu yang buat gue berhenti buat dapetin lo. Gue anggep tolakan lo adalah sebuah tantangan buat gue," ujar Saga.
Di belakang sana Lembayung menatap Saga dengan tajam. Hatinya semakin panas mendengar ungkapan cinta Saga barusan, meskipun Jingga hendak menolak tapi tetap saja ada rasa tak suka mendengar pengakuan Saga barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEMBAYUNG (End)
Roman pour AdolescentsKepergianmu banyak mengajarkan hal baru bagiku, cara menghargai, dan betapa berharganya kamu dalam hidupku. Note: siapkan tissue, mojok, dan siap-siap baper!