44. Agan nyebelin

10.3K 1.1K 186
                                    

Tubuh Senja bergetar hebat, kejadian beberapa jam yang lalu masih teringat jelas di kepalanya. Nyatanya meskipun Senja berusaha untuk tak peduli, tetap saja ia khawatir karena sedari tadi dokter belum juga keluar.


Ia duduk tak sendiri, di sana ada Candra, Miko dan juga Agan yang sedari tadi terus mengeluarkan kalimat penenang untuk Senja. Ketiga cowok itulah yang membawa Lembayung ke rumah sakit, karena setelah Lembayung ditusuk kedua preman itu kabur. Senja yang panik setengah mati akhirnya menelfon mereka, beruntung mereka datang dengan cepat.

"Gue anterin pulang ya?" tanya Agan pelan.

Senja menggeleng.

"Lo butuh istirahat, besok lo bisa dateng ke sini kok," ucap Agan lagi.

"Percuma gue pulang dan istirahat kalau gue belum tau keadaan Lembayung, gue gak akan tenang," jawab Senja kesal.

Baik Candra maupun Miko kini menoleh pada Senja, kemudian mereka beralih menatap satu sama lain. Terdengar helaan nafas berat dari Agan, kali ini ia diam dan menatap arah lain.

"Lembayung, Lembayung di mana?" Mereka menoleh mendapati Bintang yang baru saja datang sambil berteriak heboh.

Di belakangnya ada Elsa dan Langit yang berusaha menenangkan.

"Tante," ucap Senja berhambur memeluk Bintang. Elsa dan Langit juga menjauh, membiarkan Senja memeluk Bintang.

"Tante, Senja minta maaf. Semua ini gara-gara Senja," ucap Senja terisak.

Bukannya menjawab, Bintang malah menguraikan pelukan Senja dan menangkup kedua pipi Senja.

"Kamu nggak apa-apa kan? Kamu nggak kena tusukannya kan?" tanya Bintang.

"Bukan Senja, tapi Lembayung," cicit Senja.

"Terus dokter bilang apa soal keadaan Lembayung?" Senja menggeleng.

"Innalillahiwainnailaihirojiun," ucap Langit pelan.

Mata Senja membulat, ia kembali menggelengkan kepalanya.

"Bukan, Om. Lembayung nggak meninggal. Maksud Senja itu, dokternya belum keluar jadi kita belum tau keadaan Lembayung itu kayak gimana," jelas Senja.

"Oooh," ucap Langit santai.

Bintang memukul pelan kepala suaminya. Langit benar-benar tak tau situasi.

"Anaknya lagi sakit kok malah tenang-tenang aja," gerutu Bintang.

"Aku kan bukan kamu yang suka heboh sendiri. Namanya juga anak cowok, kek gini mah nggak ada apa-apanya," jawab Langit santai.

Bintang mendelik, baru saja akan mengeluarkan suaranya, pintu ruangan terbuka.

"Emmm, keluarga pasien?" tanya dokter tersebut.

"Ini emaknya Dok." Agan menunjuk Bintang.

"Gue juga bapaknya," sahut Langit tak terima.

"Bisa bicara sebentar?" tanya dokter.

"Bisa," jawab Bintang cepat.

"Mari ikut saya." Langit dan Bintang berjalan mengikuti dokter.

Kini Elsa beralih memeluk Senja, sama-sama saling menguatkan.

"Lembayung bakal baik-baik aja, Ja," ucap Candra.

"Kek Roy Kiyoso aja lo ramal-ramal keadaan Bayung," celetuk Miko.

"Bukan Tara wijayanto?" tanya Agan tiba-tiba.

LEMBAYUNG (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang