Selamat malam dari jodohnya orang:) v
Jingga berdiri di depan gerbang sekolah, dengan masih ditemani oleh Saga. Gadis itu masih menunggu jemputannya sedari pulang sekolah beberapa jam yang lalu. Namun sedari tadi baik Raka maupun Nessa tak ada tanda-tanda kedatangannya, dichat tidak dibalas telfonpun tak diangkat.
Sedari tadi Saga terus-terusan membujuknya agar ia mau diantar namun Jingga selalu menolak.
"Yakin masih mau nunggu lagi? Udah mau magrib lho." Saga melirik Jam tangan yang melingkar manis di pergelangan tangannya.
Sama seperti jawaban yang tadi, Jingga kembali menggeleng.
"Kalau lo mau pulang, nggak apa-apa kok. Biar gue sendiri aja nunggunya."
Senyuman manis Jingga menular pada Saga. Cowok jangkung itu sebenarnya tidak mempermasalahkan perihal sudah berapa lama ia menunggu, tetapi ia hanya khawatir pada keadaan Jingga. Karena ia yakin gadis itu pasti kelaparan. Kalau soal menunggu, mau sampai satu hari satu malam pun kalau itu bersama Jingga, ia rela.
"Bukan masalah itu, Ga. Gue khawatir sama lo, lo kan belum makan dari tadi siang."
"Bentar lagi Papa pasti dateng," ucap Jingga meyakinkan.
Saga menghela nafas panjang.
"Jingga. Kita udah nunggu beberapa jam, bahkan sampai sekarang pun orang tua lo belum ada yang ngasih kabar kan?"
Jingga terdiam.
"Pulang sama gue aja. Biar gue yang anterin, gratis kok."
Saga berjalan menaiki motor besarnya.
"Naik!" perintah Saga.
Saga berdecak saat Jingga tak bergerak sedikit pun, karena kesal ia turun dari motornya kemudian menarik pelan pergelangan tangan Jingga.
"Naik! Gue anter pulang."
Ponsel Jingga berbunyi, gadis itu merogoh ponselnya dengan cepat. Sebuah pesan masuk dari Nessa, isi pesan itu membuat senyuman manis pudar dari wajah Jingga.
Mama: Gk bisa. Mama sibuk, kamu pulang naik angkot aja!
Mama: oh, ya Mama udah nemu guru les buat kamu. Besok nggak usah les di sana lagi, lesnya di rumah aja. Semoga minggu depan nilai kamu jadi 100. Kalau nggak bisa juga, keterlaluan sih kamu, nggak tau malu.
"Kenapa? Nggak bisa?"
Jingga mengangkat wajahnya dan di sana Saga menatap wajah Jingga yang terlihat sendu. Jingga menggigit bibir bawahnya, air matanya hendak turun.
Saga menatap Jingga, punggung mungil gadis itu naik turun membuat Saga terasa ingin memeluknya.
"Jingga," panggil Saga parau.
"Lo kenapa? Apa gue terlalu maksain lo? Kalo iya, gue minta maaf ya."
Jingga tak menjawab, gadis itu malah mengusap air matanya kasar. Saga yang melihat itu nampak kebingungan, ia tak tau apa yang membuat gadis yang ia sukai itu menangis seperti ini. tangan Saga terulur memegang pergelangan tangan Jingga.
"Ada apa? Cerita sama gue?"
"Orang tua lo nggak bisa jemput makanya lo nangis?" Jingga menggeleng.
"Terus apa? lo laper?" lagi, Jingga menggeleng.
"Kalo gitu kita pulang ya?"
Saga menarik pergelangan tangan Jingga, namun gadis itu menarik kembali tangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
LEMBAYUNG (End)
Novela JuvenilKepergianmu banyak mengajarkan hal baru bagiku, cara menghargai, dan betapa berharganya kamu dalam hidupku. Note: siapkan tissue, mojok, dan siap-siap baper!