Lembayung berjalan dengan santai, sekolah sudah lumayan sepi. Lelaki itu memasukkan kedua tangannya ke dalam saku, saat ia akan berbelok menuruni tangga terakhir bahunya di tahan oleh seseorang.
Lembayung mendengus, matanya menatap tajam tangan Agan yang berada di pundaknya.
"Lagi buru-buru ya?"
Sesaat kemudian Agan menepuk jidatnya.
"Oh, astaga gue lupa. Lo kan orangnya sok sibuk." Agan tersenyum mengejek.
"Mau apa lo?" tanya Lembayung.
Mulut Agan pura-pura menganga.
"Akhirnya si bisu bisa berbicara juga, ya Tuhan akhirnya hambamu yang tampannya luar biasa ini bisa melihat mukjizat secara langsung, persis di depan mata."
Lembayung mengerutkan keningnya.
Saat Lembayung akan berjalan meninggalkan Agan, lelaki tengil itu kembali menahannya.
"Lepas!" geram Lembayung.
"Iya-iya, sensi banget sih, kayak anak perawan lagi pms." Agan mengangkat kedua tangannya.
"Kita nggak akan tau kuman apa aja yang ada di tangan lo yang nggak steril itu," ketus Lembayung.
Agan terkekeh.
"Nggak apa-apa kalau tangan gue nggak steril yang penting hati gue jangan."
"Langsung ke intinya," ucap Lembayung.
"Ck, gak asik lo ah."
Lembayung menatap Agan tajam.
"Yaudah deh, gue juga malas sama orang yang nggak asik kayak lo. Intinya, gue cuma bilang, kalau gue nggak suka liat lo sakitin Senja." Nada suara Agan mulai terdengar serius.
Lembayung menaikkan sebelah alisnya.
"Emang ada urusannya sama lo?"
"Ada," jawab Agan sewot.
"Apa?"
Agan diam, memikirkan jawaban yang pas.
"Nggak bisa jawab kan lo. Oh atau suka sama Senja?"
Terdiamnya Agan dibalas anggukan oleh Lembayung.
"Lo diam berarti iya. Kalau lo suka ambil aja, toh juga dia gak penting di hidup gue."
"Gue heran apa sih yang lo suka dari cewek itu? Kayaknya lo suka banget ambil bekas orang ya?" ucap Lembayung.
Lembayung tersenyum miring.
Bukannya marah Agan malah tertawa.
"Dari pada lo... munafik," bisik Agan.
"Jangan terlalu benci sama Senja, nanti malah jadi boomerang buat lo," lanjut Agan.
Lembayung terkekeh.
"Mustahil, gua nggak akan pernah suka sama cewek kayak Senja."
Agan mengendikkan bahunya.
"Ingat ya karma lagi di paketin buat lo," jawab Agan.
"Lembayung!!"
Kedua cowok tampan itu menoleh, dari atas tangga sana ada Senja yang tengah berlari menuruni tangga.
"Jadi pulang bareng kan?" Lembayung mengangguk pelan.
Tatapan Senja kini beralih menatap Agan yang tengah menatapnya sambil tersenyum.

KAMU SEDANG MEMBACA
LEMBAYUNG (End)
Teen FictionKepergianmu banyak mengajarkan hal baru bagiku, cara menghargai, dan betapa berharganya kamu dalam hidupku. Note: siapkan tissue, mojok, dan siap-siap baper!