Typo bertebaran!!!
Tulis wish dan harapan kalian buat Senja dan Jingga:)
Btw sekedar mengingatkan buat teman-teman sesama muslim jangan lupa al-kahfi, buat teman-teman yang lain yang rajin ibadahnya ❤❤
"Selamat pagi anak-anak," ucap seorang guru perempuan berkaca mata.
"Pagi bu," balas murid Ips-2 serentak.
"Ekhm, jadi hari ini kalian langsung bagi kelompok aja buat diskusi." bu Gela-guru yang mengajar pelajaran Geografi peminatan itu mengerutkan kening saat melihat Senja yang duduk di depan.
"Ini kenapa pindah-pindah tempat duduknya?" tanya bu Gela.
"Pengen ikhtiar memahami pelajaran bu, soalnya kalau di belakang itu banyak setannya. Saya mau tobat bu," jawab Senja.
"Percuma kamu duduk di depan kalau bukan diri kamu sendiri yang maksain buat berubah," cibir bu Gela.
Senja cemberut. Entah ada dosa apa Senja dulu, sampai-sampai bu Gela ini seperti memiliki dendam kesumbat padanya, sekecil apapun kesalan Senja pasti akan langsung mendapatkan potong point.
Semuanya bermula karena Senja sering tidur pada saat bu Gela sedang menerangkang, itupun kejadiannya sudah setahun yang lalu saat ia masih kelas 10. Setelahnya Senja kapok tidur di jam pelajaran bu Gela, karena saat dirinya ketahuan tidur bu Gela mencak-mencak kemudian berceramah panjang kali lebar, dari sana kelas Ips-2 tidak ada yang berani macam-macam pada jam pelajaran geografi.
Sistem potong point sendiri telah ada dari dulu, turun temurun, saat Senja masuk jurusan ips kelas 10 bu Gela tiba-tiba saja membuat peraturan sistem potong point yang katanya sudah turun temurun pada pelajarannya.
Sistem ini benar-benar membuat semua siswa tak bisa berkutik. Pada setiap semester para murid akan di beri total point sebanyak 100, sewaktu-waktu saat para murid melakukan kesalahan maupun tidak bisa menjawab pertanyaan maka pointnya akan di potong, dan entah apa hukumannya jika pointnya sudah habis. Tapi sejatinya cara ini terbukti ampuh membuat para murid takluk terhadapnya kecuali murid legend.
"Kamu nggak istiqomah sekali," ujar bu Gela lagi.
"Ayo kalian bagi kelompok sendiri," ujar bu Gela.
Semuanya diam.
"Ayo. Kenapa diam?"
"Ibu aja deh yang pilih, biar adil," celetuk Siti.
"Kalian kan udah kelas 11, masa kelompok aja mesti saya yang bagiin. Harus belajar mandiri dong, bentar lagi kan mau kuliah, kalau udah kuliah harus serba mandiri."
"Masing-masing kelompok isinya empat orang."
Keadaan kelas ricuh, semua mencari teman kelompok sendiri. Senja bingung harus sekelompok dengan siapa. Mau bergabung dengan Indah, tapi kelompok Indah sudah cukup empat orang dengan Siti yang mengisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEMBAYUNG (End)
Teen FictionKepergianmu banyak mengajarkan hal baru bagiku, cara menghargai, dan betapa berharganya kamu dalam hidupku. Note: siapkan tissue, mojok, dan siap-siap baper!