Sabiru benar-benar sakit saat Serena datang lalu melihat wajah pucat Sabiru. Laki-laki itu terbaring lemah di sofa ruang tamu, sambil menonton tv.Serena datang, setelah dirinya selesai membuat sup daging sayur untuk Sabiru. Tadinya, dia sempat berpikir untuk membuat di rumah Sabiru saja. Tapi, dia tidak enak jika mengotori dapur Sabiru nantinya.
Lebih baik dia buat di rumah, masak dengan tenang, jadi Sabiru bisa langsung mencicipinya saat dia datang.
"Seharusnya tadi malam tidak usah hujan-hujanan." kata Serena.
Sabiru sendirian di rumah. Orang tuanya pagi tadi pergi ke luar kota secara mendadak. Tanpa tau jika Sabiru demam. Laki-laki itu memang pandai menyembunyikan sesuatu.
"Dari pada menunggu lama di dalam mobil?"
Serena merengut. "Seharusnya aku bisa benerin mesin mobil."
"Kalo kamu bisa, memangnya kenapa?"
"Biar aku saja yang benerin. Mas tunggu dalam mobil saja."
Sabiru terkekeh. Serena terlalu polos untuk usianya saat ini. "Umur kamu berapa sih?"
"26,"
Kalau saja Serena ini adalah anak kecil. Mungkin sudah habis di cubit Sabiru karena saking polos dan lucu.
"Aku tidak percaya kalo kamu umur 26 tahun,"
Serena memiringkan bibirnya. "Kebanyakkan bilang gitu. Bahkan pernah ada yang bertanya aku sekolah di mana."
Sabiru tertawa. "Kamu memang masih cocok jadi anak TK sih."
Serena menepuk lengan Sabiru. Kesal dirinya di katai anak TK. "Sakit kok nyebelin sih!"
Sabiru hampir tidak bisa berkata apa-apa lagi. Kepolosan Serena benar-benar telah membuatnya melupakan sakitnya. "Makasih ya."
"Untuk apa?" tanya Serena.
"Karena udah buat aku sakit."
"Beneran minta di cubit ya mas ini. Aneh banget. Orang aku udah buat mas sakit malah bilang makasih. Seharusnya tuh mas marah." jelas Serena.
"Marahi kamu?" Serena mengangguk. "Mana bisa aku marah sama anak kecil kayak kamu."
"Ih. Kok nyebelin sih?"
Tapi Sabiru tetap meneruskan aksinya menggoda Serena. Membuatnya kesal, membuatnya marah, membuatnya tertawa habis itu membuatnya kesal lagi. Sangat lucu. Dan Sabiru suka melihatnya.
Dia jadi teringat keponakannya yang berbeda kota dengannya.
Kalau bisa di nilai. Menurut Sabiru. Serena itu wanita yang baik, lembut, bukan cuma sikapnya. Tapi juga cara bicaranya yang terkesan lembut dan manis membuat wanita itu susah di bedakan jika sedang marah atau tidak.
Seperti saat ini.
Serena marah,kesal dan tertawa itu sama...
Membuat Sabiru lupa akan sakitnya tadi.
Serena kembali menatap Sabiru. "Selain hujan. Mas bisa sakit karena apa lagi?" tanyanya.
"Makan pedas, minum air es, sama makan mi instan."
"Mi instan? Mas tidak boleh makan itu?"
Sabiru mengangguk.
"Yaah... Padahal enak loh, mas."
"Itu makanan tidak sehat."
"Siapa bilang?" jawabnya sewot. Tidak terima kalau Sabiru mengatai jika mi instan itu tidak sehat.
"Kata mama. Dulu waktu kecil aku coba makan gara-gara sepupuku yang buat. Abis itu perut aku sakit. Pokoknya semenjak itu mama bilang makan mi instan itu tidak baik."
Serena tertawa terpingkal-pingkal. "Terus, mas percaya?"
Sabiru mengangguk.
"Persis kayak keponakanku. Namanya Sahila. Dia suka sekali makan permen sama es krim. Sampai mamanya pusing tiap hari harus ada es krim sama permen kalo dia bangun. Terus, akhirnya mulut dia tu numbuh sariawan gitu. Akhirnya di siasati kalo yang buat sariawan itu karna kebanyakan makan permen sama es krim. Jadi semenjak itu dia tidak mau lagi makan keduanya."
"Sama dong kayak keponakanku. Namanya Zayn. Sama sariawan juga. Tapi, bukan karena makanan. Dia suka ikutin cara bicara orang-orang. Sampai pernah ngomong kata kasar sama mamanya. Besoknya numbuh sariawan juga tuh. Bukannya di sembuhi, mamanya malah bilang itu akibat ngomong kasar sama orang. Jadinya sariawan. Gitu deh. Dan akhirnya dia kapok, dan Alhamdulillah jadi anak yang baik sekarang."
Mereka sama-sama tertawa. Padahal hanya cerita yang tidak jelas. Tapi, sudah membuat keduanya tertawa.
Serena lega karena sudah mengetahui apa saja yang tidak boleh di lakukan oleh Sabiru. Tentang pantangan-pantangan yang bisa membuat Sabiru sakit.
Sabiru juga jadi lebih tahu dalam tentang Serena. Ternyata Serena orangnya pengomong, asik di ajak bercanda. Dan juga lucu.
"If you change the way you look at things, the things you look at will change."
>>>>To be continue<<<<
![](https://img.wattpad.com/cover/227307316-288-k844105.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Had No Choice (Completed)
RomancePercaya tidak? Jika cinta datang karena terbiasa bertemu? ***Tokoh, tempat, nama, latar belakang. Semuanya hanya fiksi. Tidak nyata. Jika mendapati ada kesamaan. Itu hanya ketidak sengajaan yang dibuat oleh penulis***