Di dalam pesawat sembari menunggu pesawat lepas landas. Serena membetulkan posisi duduknya. Dia nampak gelisah. Dan masih sedih berpisah dari orang tuanya.Dia memeriksa ponsel. Sabiru mengabarkan jika dirinya masih berada di parkiran bandara dan akan pergi kalau pesawatnya sudah lepas landas. Dia tersenyum. Sabiru benar-benar manis dan terniat.
Serena merapikan tas kecil di dekat kakinya. Tas itu berisikan cemilan dari mamanya lengkap dengan minuman juga. Di pahanya sudah dia siapkan jaket hangat yang akan dia pakai jika dirasa kedinginan.
Ini pertama kalinya dia terbang jauh sampai luar negeri. Tadi juga dia sempat menghubungi Alvina. Mereka sedih karena dirinya pergi. Serena juga ikut sedih karena harus meninggalkan mama, papanya, butiknya, Nadine dan Sabiru. Biasanya Nadine selalu antusias membantunya dan mengantarnya ke bandara kalau sedang berpergian.
Namun, dari tadi dia menunggu Nadine tidak datang. Dan pesannya juga tidak di balas Nadine.
Tapi, mengingat sikap Sabiru tadi membuat Serena takut. Takut jika seandainya Nadine tiba-tiba datang dan melihat Sabiru memeluknya, mencium kepalanya dan mengusap pipinya. Apa yang akan Nadine lakukan jika melihatnya? Serena benar-benar bingung.
Bingung dengan perasaannya. Perasaan yang seharusnya tidak pernah ada. Serena pernah bilang. Jika bersama Sabiru jantungnya akan berdebar kencang. Itu masih berlaku saat tadi. Saat Sabiru memeluknya rasanya jantung mau keluar.
Harapan Serena. Selama satu bulan dia di New York. Selama itu pula Sabiru dan Nadine berbaikan. Semoga ada kabar baik nantinya. Semoga Nadine merubah pikirannya untuk menerima Sabiru.
Lalu bagaimana dengan Serena? Dia benar-benar tidak tahu. Dia tidak pantas atas perasaan ini.
Di satu sisi dia takut pada Nadine, takut sahabatnya pergi meninggalkannya, membencinya dan menjauhinya.
Sabiru terhenyak dari lamunannya saat pramugari pesawat mulai berkomando untuk segera memasang sabuk pengaman karena pesawat akan lepas landas.
From : Mas Sabiru.
Safe flight, Serena... Pergi dan pulang dengan selamat. Aku punya kejutan untuk kamu bulan depan ;)
Serena membaca pesan Sabiru. Dia tersenyum lalu segera mematikan ponselnya dan segera duduk rapi.
Something gift? Kejutan apa yang akan Sabiru berikan padanya? Serena masih tersenyum mengingatnya. Dia memilih mengistirahatkan dirinya dulu. Berharap saat dia bangun nanti. Dirinya sudah tiba.
*****
Temui aku sekarang juga :(
Satu pesan dari Nadine dia baca. Dia masih duduk menunggu pesawat Serena benar-benar lepas landas dan pergi baru dia akan beranjak. Dia tersenyum setelah membaca pesan Nadine tanpa berminat untuk membalas pesan kekasihnya.
Sabiru masih bersabar. Dia juga masih bingung dengan perasaannya. Di satu sisi dia berpikir untuk apa lagi dia berjuang untuk Nadine? Wanita itu bahkan tidak menganggapnya seorang kekasih sejak satu tahun yang lalu.
Sabiru sangat mengerti kemauan Nadine. Dan selama ini dia sabar menunggu. Tapi, Nadine tidak pernah berpikir bahwa dirinya juga butuh di perhatikan.
Dia juga tidak menjadikan Serena sebagai pelariannya. Menurutnya ini hal yang wajar. Dia mendekati Serena dengan tujuan yang baik. Tidak ada niatan jahat untuk membalas dendam pada Nadine. Itu sungguh di luar kuasanya.
Kalau boleh jujur. Dirinya nyaman bersama Serena. Sikap manis dan lembut Serena membuatnya tenang dan nyaman. Serena selalu memperhatikannya. Dari hal terkecil. Serena mampu mengingat hal yang tidak di mengerti Sabiru. Serena benar-benar memperlakukan dirinya sangat baik.
Begitupun dengan keluarga Serena. Tadi itu adalah kali pertama dia datang ke rumah Serena dan bercengkrama dengan papa Serena. Sebelumnya dia sudah datang tapi hanya mamanya yang menyambut. Keduanya baik padanya. Tidak heran jika Serena begitu tulus terhadap orang.
Selama hampir tiga tahun Nadine tidak pernah memperkenalkan dirinya di keluarga Nadine. Yang Sabiru tahu. Nadine akan menyuruhnya ke rumah jika keadaan rumah Nadine sepi. Tidak ada orang atau orang tuanya pergi. Jadi, dia tidak memiliki kesempatan untuk mengenal orang tua Nadine...
Suatu hal yang aneh dalam setiap hubungan.
Sabiru mendongak melihat pesawat Serena telah lepas landas. Dia pun segera beranjak untuk bertemu dengan Nadine.
Kali ini dia pergi tidak akan ada lagi ucapan yang membahas tentang pernikahan atau sejenisnya.
Sabiru takut di tolak lagi dan lagi...
Dan berujung mempermalukan dirinya lagi dan lagi...
******
Ada yang mau peluk Sabiru? Kaciaaannn... Hiks.Vote & comment 🤗😉

KAMU SEDANG MEMBACA
Had No Choice (Completed)
RomancePercaya tidak? Jika cinta datang karena terbiasa bertemu? ***Tokoh, tempat, nama, latar belakang. Semuanya hanya fiksi. Tidak nyata. Jika mendapati ada kesamaan. Itu hanya ketidak sengajaan yang dibuat oleh penulis***