Tepat jam setengah tujuh Serena sudah selesai bersiap. Tadi, dia juga sudah memeriksa Tristan. Untungnya, Tristan masih tertidur. Serena berharap kalau Tristan tidak bangun sampai dirinya pergi nanti. Karena saat ini dia hanya tinggal menunggu Sabiru datang menjemputnya.Serena mengambil tas, tidak lupa memasukkan ponselnya ke dalam tas. Lalu segera turun ke bawah. Dia menghampiri Kirana.
"Mama..." serunya membuat Kirana menoleh.
"Kamu mau kemana dandan rapi begini?" tanya Kirana.
"Aku mau keluar sama mas Sabiru..."
"Terus, Tristan?"
Serena mendongak melihat kamar Sabiru yang masih tertutup. "Dia masih tidur. Bilangin aja nanti kalo aku keluar. Tapi jangan kasih tau aku keluar sama siapa."
Kirana mengerutkan dahi. "Loh? Kok gitu?"
"Pokoknya. Mama cukup bilang aku pergi sama teman." katanya meyakinkan Kirana.
Kirana mengangguk membuat Serena menghela nafas. Lalu suara klakson dari arah luar terdengar. Serena langsung menyalim dan mencium mamanya dan segera pergi tanpa menyuruh Sabiru untuk masuk ke dalam.
Serena tersenyum saat Sabiru menurunkan kaca mobil, membukakan pintu untuk Serena dan mereka segera pergi.
Serena menghela nafas sebentar lalu melihat Sabiru yang sedang menyetir. "Kita mau kemana?"
"Mau kemana ya? Aku juga bingung."
Serena nampak berpikir sejenak, dia juga bingung harus kemana. Malam begini, dia juga dandan rapi. Begitupun dengan Sabiru.
"Aku mau makan pizza."
Sabiru mengangguk, "Ayo kita makan pizza kalo begitu." katanya lalu memutar balik arah menuju mall.
Tidak ada yang mereka bicarakan di dalam mobil, hanya Serena yang sibuk mengotak-atik pemutar musik di mobil, mencari lagu yang bagus untuk di dengar. Sampai dirinya tidak sadar kalau mobil Sabiru sudah memasuki area parkir mall.
"Sudah sampai aja..." katanya.
"Kamu sibuk cari-cari lagu tadi."
Serena memanyunkan bibirnya dan bersiap membuka sabuk pengaman, dia tersenyum saat Sabiru sudah membuka pintu mobil dan membawanya keluar.
***
"Veggie garden,""Personal, large or medium?"
"Mas mau juga?"
"Yang medium aja," Serena mengangguk.
"Deluxe beef bruschetta nya 2, mas mau pesan pasta?"
"Beef lasagana."
"Dua ya, mbak. Sama winter punch nya dua juga." kata Serena menyebutkan pesanan mereka. Lalu, pelayan mulai mencatat dan permisi.
"Gimana dengan kerja sama kamu disana?" tanya Sabiru membuka obrolan.
"Sebenarnya masih berlanjut, tapi sekitar dua Minggu lagi, dan itu sangat lama. Jadi aku memutuskan untuk pulang saja." kata Serena, dia tidak berbohong sepenuhnya. Dia dan Rebecca akan memulai kerja sama sekitar dua Minggu lagi, tapi Tristan sudah memaksanya untuk pulang ke Indonesia.
Sabiru mengangguk-anggukan kepalanya, "Aku kira kamu sudah mengenal seseorang disana,"
Serena menelan ludah, dia sedang tidak ingin membahas masalah laki-laki dulu. "Bagaimana kabar Nadine? Hubungan kalian sepertinya membaik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Had No Choice (Completed)
רומנטיקהPercaya tidak? Jika cinta datang karena terbiasa bertemu? ***Tokoh, tempat, nama, latar belakang. Semuanya hanya fiksi. Tidak nyata. Jika mendapati ada kesamaan. Itu hanya ketidak sengajaan yang dibuat oleh penulis***