/45/

537 21 4
                                        

Hari ini adalah hari ulang tahun Nadine

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini adalah hari ulang tahun Nadine. Serena hampir melupakannya jika saja alarm di ponselnya tidak berbunyi tadi. Setelah sampai di butik dan membiarkan Sabiru pergi, ponselnya berbunyi.

Serena mengirim pesan pada Nadine. Mengucapkan sahabatnya itu ucapan selamat ulang tahun. Serta mengirim foto mereka berdua tahun kemarin. Saat mereka berdua pergi berkunjung ke sekolahan mereka. Serena tersenyum melihat foto dirinya dan juga Nadine.

Ada harapan di dalam hatinya, yang setiap tahun selalu mengucap doa yang sama. Semoga persahabatan mereka selamanya, di jauhkan dari apapun yang membuat persahabatan mereka hancur. Itu doanya. Tapi, Serena lupa jika dirinya membuat satu kesalahan yang bisa atau akan membuat persahabatan ini retak. Dia belum siap jujur kepada Nadine atas semua yang sudah terjadi.

Serena tersadar saat ponselnya berdering, telpon masuk dari Tristan. Dia segera menjawab setelah menarik nafasnya.

"Ada apa?" tanya Serena.

"Kau dimana?"

Serena mendengar nada marah dari suara Tristan, dia menelan ludah. "A-aku di butik."

"Kirim share lock sekarang juga!"  kata Tristan sebelum memutuskan sambungan.

Serena menghela nafas lalu mengirim lokasinya kepada Tristan. Sangat aneh, kenapa tiba-tiba Tristan terdengar marah? Membuatnya bergidik ngeri.

***

"Say... Bule kesasar lo di luar tuh," ujar Alvina menyembulkan kepalanya di balik pintu.

Serena mengangguk lalu menghela nafas, berdiri dan segera keluar.

"Kau--" tunjuk Tristan membuat Serena memundurkan dirinya.

"Ada apa?" tanyanya memperhatikan Tristan yang terlihat sangat marah. Hidungnya bahkan kembang kempis.

Damn it! "Aku benar-benar tidak---"

"Bicaralah yang tenang, disini banyak orang." ujar Serena lalu berbalik menuju ruangannya.

"Kau tidak bilang memiliki kekasih!" seru Tristan, mulai emosi.

Serena mengerutkan dahi, "Apa maksudmu--"

"Siapa laki-laki yang menjemputmu tadi pagi?"

"Tristan..."

"Jawab!" bentak Tristan membuat Serena terkesiap.

"Mas Sabiru, dia hanya--"

"Mas?" Tristan membeo, "Kamu memanggilnya mas? What are you doing, Serena?!"

Had No Choice (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang