From : Mrs. Rebecca send you message
Sera... Tante minta tolong temani Tian tidur malam ya. Dia kesusahan tidur kalo malam hari. Tante minta tolong sama kamu ya...
Jadi, Tristan tidak berbohong mengatakan dirinya tidak bisa tidur di malam hari...
Serena menghela nafas, dia sudah selesai mandi dan memakai baju tidur, tapi dirinya belum juga ke kamar Tristan. Tadinya, dia berpikir itu hanya akal-akalan Tristan saja agar bisa mengerjainya. Nyatanya dia kepedean. Mau tidak mau dia keluar dari kamar dan menuju kamar Tristan.
Serena mengetuk pintu kamar Tristan dan tidak lama Tristan membukanya.
"Hmm... Wangiii." seru Tristan saat Serena melewatinya.
"Tidurlah..."
"Kamu bahkan memakai parfum, padahal sudah malam." kata Tristan menatap curiga pada Serena.
"Seperti kamu tidak bisa tidur kalo tidak ditemani. Aku tidak bisa kalo tidak memakai parfum setelah mandi." jawab Serena. Dia berjalan mendekati kasur, mengambil bantal lalu membawanya menuju sofa.
"Tidur disini..." suruh Tristan menepuk sebelah sisi tempat tidurnya.
"Tidak. Aku di sofa saja."
"Sama saja kamu tidak menemaniku."
Serena mengerutkan dahi, "Apa maksud dari aku tidak menemanimu? Aku disini, di dekatmu..."
"Kemarilah." Tristan masih berusaha merayu Serena. Tapi Serena memilih untuk tidak peduli dan memejamkan matanya.
Tristan berusaha tertidur, namun tetap saja matanya tidak bisa tertutup. Padahal dirinya sudah mengantuk, dia gelisah, melihat ke arah Serena yang sudah tertidur. Akhirnya Tristan memilih ikut tidur bersama Serena di sofa. Untungnya sofa di kamar ini berukuran besar dan bisa di gunakan untuk dua orang. Tristan juga membawa selimut untuk menutupi dirinya dan juga Serena.
Serena merasa ada yang berbaring di sebelahnya, dia mengerjapkan matanya lalu menoleh. "Hei! Apa yang kamu lakukan disini?" pekiknya terkejut dan memilih untuk duduk menjauh dari Tristan.
"Aku gelisah. Tidak bisa tidur walaupun ada yang menemani. Kecuali kamu berbaring di sebelahku."
Serena menatap heran pada Tristan. Ketakutan seperti apa yang sedang dia pikirkan? Sampai-sampai harus wajib menemaninya tidur.
"Tidurlah, aku tidak akan melakukan apa-apa. Aku sudah mengantuk." katanya sedikit melemah akibat rasa kantuknya.
Serena menggeleng, "Badanmu akan sakit kalo tidur di sofa."
"No problem,"
"Let's move to bed..." kata Serena lalu beranjak menunju kasur.
Tristan pun mengikuti Serena. Ikut berbaring di sebelah Serena. Posisi mereka saat ini sangat membuat Serena gugup. Dia terlentang sedangkan Tristan menghadapnya.
"Nervous?" tanya Tristan. Suaranya terdengar serak dan kecil. Serena tak berani menatapnya. Dia hanya menggeleng sebagai jawaban.
"Aku tidak akan melakukan apa-apa, jangan khawatir."
Serena mengangguk lalu kemudian dia mendengar dengkuran halus Tristan. Dia menoleh mendapati Tristan sudah tertidur pulas. Entah kenapa Serena merasa ada sisi lain dari Tristan. Satu fakta tentang Tristan, bahwa dirinya tidak bisa tidur pada malam hari membuatnya iba dan penasaran apa yang sebenarnya sedang dia takutkan. Apa yang dia pikirkan. Apakah Tristan memiliki mimpi buruk pada malam hari?
"Kamu lebih baik tidur dari pada bangun." ujar Serena memelankan suaranya. Tristan tidur dengan tenang, setenang anak bayi yang sedang tidur. Dengkurannya juga tidak menganggu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Had No Choice (Completed)
RomancePercaya tidak? Jika cinta datang karena terbiasa bertemu? ***Tokoh, tempat, nama, latar belakang. Semuanya hanya fiksi. Tidak nyata. Jika mendapati ada kesamaan. Itu hanya ketidak sengajaan yang dibuat oleh penulis***