/13/

570 43 10
                                        


Jika yang dia datangi ini adalah rumah calon mertuanya, mungkin Serena akan siap untuk keluar dan bertatapan langsung dengan kedua orang tua Sabiru.

Tapi, ini berbeda. Dia sama sekali tidak ada hubungan apa-apa dengan Sabiru, orang tua Sabiru juga sudah mengenal Nadine. Pasti mereka bertanya-tanya kenapa Sabiru membawanya. Kenapa dirinya mau memenuhi permintaan Nadine. Kalau itu sampai terjadi, Serena harus siap menjawabnya.

"Aku mau kamu buat mamanya suka sama aku." Serena ingat kata-kata Nadine tadi malam. Bagaimana dia bisa membuat mama Sabiru menyukai Nadine? Jika Nadine saja tidak ada di sini. Yang ada dia di katakan gila oleh keluarga Sabiru.

Serena tidak terkejut dengan besarnya rumah Sabiru, dia juga tidak terkejut dengan banyaknya tanaman hias di samping rumah Sabiru. Di dalam sini, otak dan hatinya. Meraung ketakutan. Bahkan, mereka saja sama tidak siapnua seperti dia.

"Kamu kenapa?" sentak Sabiru.

"Hah?" Serena menggeleng menatap sedih pada Sabiru, "Apa tidak apa-apa aku ikut masuk, mas? Mereka. Em, itu maksud aku. Kita kan bukan siapa-siapa." duh!

Sabiru tertawa keras membuat Serena kebingungan, "Tuh kan?! Seharusnya Nadine tidak melakukan ini."

"Maksudnya?" Serena mengerutkan dahinya.

"Aku tanya. Kalo kamu di posisi Nadine. Kamu lebih memilih karir kamu atau bertemu dan memperbaiki hubungan dengan orang tua aku?"

Hah? Serena tidak mengerti arah pembicaraan Sabiru. "A-aku... Pastinya memilih ke rumah mas. Karena aku tidak bekerja. Aku siap kapanpun" duh! Jawab apa sih kamu, Ser? rutuknya dalam hati.

"Pokoknya. Aku berhutang sama kamu hari ini! Aku mau kamu enjoy di dalam." Sabiru menatap lekat Serena, "Aku siap pasang badan untuk kamu kalo mama tiba-tiba marah."

Deg. Tatapan Sabiru membuat jantung Serena berdebar lebih kencang, telinganya juga panas, dan pipinya juga panas. Sabiru tidak boleh melihat semburat merah itu. Bisa-bisa dirinya semakin susah bernafas jika bertatapan dengan Sabiru.

Serena memilih mengangguk dan meluruskan pandangannya. Ya! Dia siap untuk masuk ke dalam. Meyakinkan dirinya jika ini hanya undangan acara ulang tahun. Tidak lebih, dia juga membawa kado. Jadi, pasti hati wanita kesayangan Sabiru tidak akan memarahinya. Bukan?

Dari pintu masuk saja sudah tercium aroma bumbu masakan yang sangat enak. Serena mengenal aroma ini tongseng daging? Tapi tidak mungkin. Itu hanya pemikirannya saja. Karena aromanya yang sangat khas seperti masakan mamanya.

"Mama..." Serena langsung menoleh pada Sabiru saat laki-laki itu berteriak memanggil mamanya.

Serena juga bisa melihat jika mamanya berlari menghampiri mereka. Mama Sabiru sangat cantik dan putih. Serena bisa menebak usianya mungkin berkisar tiga puluhan? Tapi tidak mungkin usia seperti itu masih terlihat seperti anak remaja. Wajahnya sangat mulus terawat.

Serena tersenyum saat mama Sabiru menatapnya teduh dan hangat. "Selamat sore, Tante..." sapanya menyalami tangan mama Sabiru.

Mama Sabiru tersenyum manis padanya, "Siapa ini, nak? Mama kok baru lihat?" tanyanya.

"Nama saya Serena, tante. Maaf jika lancang mewakili teman saya karena ada urusan yang tidak bisa dia tinggalkan. Jadi, saya yang datang." jelasnya.

"Nadine?" dia bertanya.

"Iya, Tante. Serena minta maaf ya Tante."

"Nggak. Tante nggak marah sama kamu. Justru Tante senang kamu sudah berbaik hati datang ke sini. Terima kasih, ya."

Serena tersenyum, ternyata mama Sabiru tidak seperti yang di katakan Nadine. Mamanya sangat manis dan hangat. Baik dan nada suaranya juga lembut. Tidak ada kelihatan jahat atau terkesan sombong yang di lihat Serena.

Serena terkejut ketika mama Sabiru mengapit lengannya, membawanya masuk menuju dapur. Di sana ada pria paruh baya tengah duduk menatap mereka.

"Pa! Mereka sudah datang." serunya.

Pria paruh baya itu ternyata papa Sabiru. Dia menatap Serena bingung, karena tidak pernah melihatnya.

"Serena, om. Teman mas Sabiru dan Nadine." sapanya juga menyalami tangan papa Sabiru.

Papa Sabiru menerimanya, tersenyum ramah padanya juga. "Anggap rumah sendiri. Tidak perlu sungkan. Makan sepuasnya jika kamu masih mau tambah. Oke?" ujarnya membuat Serena mengangguk.

Kenapa mereka sangat baik? Batinnya. Sikap mereka sama sekali tidak menunjukkan jika mereka jahat. Terutama mama Sabiru. Dia sangat baik.

Serena mengingat hadiah yang dia beli tadi. Dia menoleh pada Sabiru, memberi kode agar bersama-sama memberikan kadonya.

"Kami punya hadiah untuk mama." ujar Sabiru. Dia memberikan kadonya pada mamanya.

Momen seperti ini sangat di sukai Serena. Ketika kita memberi kado pada orang tua, lalu mereka terharu dan memeluk kita. Sama seperti mamanya lakukan. Sangat manis. Serena tersenyum melihat itu.

"Serena juga punya, ma." seru Sabiru menyenggol Serena.

"Ah. Iya! Ini untuk Tante. Selamat ulang tahun, semoga Tante sehat terus, di beri perlindungan. Dan semakin cantik!" ujarnya. Tulus dari dalam hati.

Mama Sabiru meraih tubuh Serena ke dalam pelukan. Memeluknya sayang, mencium dahi Serena.

Itu membuat Sabiru tercengang. Mamanya tidak pernah melakukan hal itu pada Nadine, kekasihnya. Sedangkan sama Serena, yang merupakan bukan siapa-siapanya, mamanya bisa bersikap begitu manis.

"Terima kasih ya, sayang... Seharusnya tidak perlu repot-repot memberi hadiah. Doa saja sudah cukup untuk Tante."

Serena tersenyum, "Anggap saja tanda pengenalan dari Serena, Tante..." ujarnya.

Mama Sabiru mengangguk. "Kamu baik sekali. Ayo kita makan. Nanti masakan Tante dingin." tawarnya menyuruh Serena duduk di kursi makan di sebelahnya. Dan berhadapan dengan Sabiru.

Di sisi lain. Sabiru sedang menunggu kabar Nadine. Dari tadi malam kekasihnya belum juga memberi kabar. Dia harus bersabar seperti apa lagi terhadap Nadine? Berkali-kali di lamar malah tidak di terima, kekasihnya itu juga sangat suka mematikan ponselnya. Memberi kabar hanya sekilas. Bahkan sikap mamanya tadi terhadap Serena sangat berbeda ketika dengan Nadine.

*****

Kalau sudah begini, siapa yang salah?

Jangan kesenangan dulu ya... Masih ada lanjutannya.
Tetap beri vote sama comentnya. Love you all.

Had No Choice (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang