Hold my hand, we dance, look at each other. Feel it. Feel everything I feel tonight for you. Look me in the eyes and you will see how much I love you.
~~Tristan. D. O****
Gaun indah nan mewah yang Serena lihat di butik Rebecca, salah satu gaun yang menarik perhatiannya pertama kali, kini telah menjuntai indah, menyatu sempurna di tubuhnya.
Gaun bermotif abstrak yang sangat rapi dan indah ini benar-benar membuat Serena tidak menyangka bahwa dirinya bisa dengan mudahnya memakai gaun ini. Gaun yang dirancang langsung oleh Rebecca Olympic, gaun seharga fantastis ini bisa dengan mudahnya dia dapat gratis tanpa harus membayar atau memintanya pada Rebecca.
Serena tersenyum, dia berputar seperti sedang menari di depan kaca besar kamar hotelnya, melihat betapa indahnya gaun ini saat dirinya berputar. Dia senang. Sangat senang. Dia juga memakai sepatu heels miliknya dengan warna abu yang sangat cantik, tapi tidak bisa terlihat karena tertutup gaun panjang indah ini.
Serena merapikan riasannya. Malam ini adalah malam yang special, jadi Serena merias dirinya secantik mungkin namun tidak terlihat menor. Hanya memakai sedikit foundation, bedak, pemerah pipi, pewarna mata, bulu mata, dan lipstik yang tidak terlalu mencolok. Semua dia bawa dari Indonesia, miliknya, dia tidak suka jika orang lain yang meriasnya, karena tidak akan sesuai. Serena tidak memakai pensil alis, alisnya sudah rapi dari lahir dan dia merasa sudah lebih dari cukup.
Serena menyanggul rambutnya sedikit berantakan tapi tetap modis dengan sedikit anak rambut berjatuhan, modal latihan bersama Alvina yang selalu bisa merias orang-orang, dia bisa sedikit belajar cara membuat rambut menjadi bagus dan rapi untuk acara-acara penting.
Setelah dirasa cukup, Serena menuju kasurnya untuk mengambil clutch bag kecil khusus pesta dan juga memeriksa ponselnya. Dia tersenyum saat mendapati pesan masuk dari mamanya yang memujinya cantik bagaikan putri kerajaan. Dia juga terkekeh membaca banyak pujian dari Alvina, Ria, Intan dan Gina. Walaupun berlebihan tapi Serena tetap menerima pujian-pujian dari mereka.
Bel kamar hotel Serena berbunyi. Dia siap melangkah, membuka pintu. Dia tersenyum ramah pada Alex yang terlihat berbeda malam ini. Tuxedo hitam melekat sempurna di tubuh Alex.
"Are you ready?" tanya Alex.
Serena mengangguk dan tersenyum lalu mengekori Alex dari belakang menuju lift dan turun ke bawah menuju loby. Dari loby Serena sudah bisa melihat mobil sedan hitam mewah di depan halaman hotel, mobil yang benar-benar mewah yang pernah dia lihat.
Alex mempersilahkan Serena masuk. Sedikit kesusahan karena gaunnya cukup panjang dan Serena sangat berhati-hati agar gaun indah ini tidak rusak dan kusut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Had No Choice (Completed)
RomancePercaya tidak? Jika cinta datang karena terbiasa bertemu? ***Tokoh, tempat, nama, latar belakang. Semuanya hanya fiksi. Tidak nyata. Jika mendapati ada kesamaan. Itu hanya ketidak sengajaan yang dibuat oleh penulis***