24. Family

7.3K 801 123
                                    

🍂🍂🍂

Kayara tidak menyangka jika dirinya berani mengundang Adrian untuk datang ke ruamahnya, terlebih saat agenda rutin keluarganya tengah berlangsung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kayara tidak menyangka jika dirinya berani mengundang Adrian untuk datang ke ruamahnya, terlebih saat agenda rutin keluarganya tengah berlangsung. Adrian yang memang kesepian ketika diajak untuk bergabung, tentu tidak akan menolak, jujur saja, hati kecilnya tengah berpesta saat Kayara memberi izin padanya untuk datang ke rumah wanita tersebut.

Adrian tiba di rumah keluarga Mahardhika dalam sekejap, dia melajukan mobil alphardnya dengan kecepatan diatas rata-rata. Dengan style kasual khas pria seusia Kayara, Adrian gugup ketika kakinya sudah menginjak lantai depan pintu besar kediaman Mahardhika tersebut.

Ketika bel rumah dia tekan, Adrian terkejut ketika yang membuka pintu adalah putrinya, Zuya. "Papa?"

"Hai, sweetheart," sapa Adrian canggung.

"Kok ada disini? Mau jemput Zuya ya?" Wajah Zuya mendadak sedih.

"Nggak, Papa nggak ma-"

"Siapa, sayang?" Saffa datang menghampiri Zuya dan matanya menatap heran pada Adrian yang berdiri di depan pintu. "Maaf, cari siapa ya?"

Adrian seketika mati kata, dia tahu jika yang di depannya ini adalah Ibu dari Kayara, mereka pun sebenarnya pernah bertemu 5 tahun yang lalu, tapi sepertinya wanita berumur yang masih terlihat cantik ini, tidak mengenalinya sama sekali. "Saya orang tuanya Zuya," sahut Adrian pelan.

Mata Saffa melebar seketika, matanya pun tidak tahan untuk tidak melakukan scanning dari atas hingga bawah, "bener juga kata Ara, dudanya masih ganteng banget," batin Saffa sambil mengubah wajah datarnya dengan senyum lebar. "Oooo, Papanya Zuya, masuk nak, kami kebetulan lagi makan-makan, ayo." Saffa menarik Adrian lalu menggiringnya ke halaman belakang.

Ketika Adrian tiba di halaman belakang, dituntun Saffa dan diikuti oleh Zuya, mengundang atensi semua orang yang ada disana, terlebih mata Alvin yang langsung mengarah pada lengan Adrian yang digandeng Saffa.

"Kita punya tamu baru, Papanya Zuya." Saffa memperkenalkan.

Para pria terlihat masih memasang wajah datar, hal itu membuat Adrian merasa sangat canggung, tapi beberapa detik kemudian, tangan pria itu diraih oleh Kayara lalu dia tarik untuk ikut duduk bersama mereka. "Anggap aja, acara di rumah sendiri," kata Kayara.

Alvin sontak terbatuk, "rumah sendiri?" sindirnya pada Kayara.

Saffa dengan cepat mencubit pinggang Alvin pelan. "Jangan macam-macam ya Mas."

Alvin yang meringis karena dicubit langsung menatap istrinya tidak percaya. "Waah, sekali lihat yang bening, kamu langsung oleng dari aku?" Pria itu mulai mendramatisir.

Tidak jauh berbeda dengan Arkan, dia juga menatap Rose dan Adrian secara bergantian, pasalnya, jarak duduk istrinya dan pria tersebut cukup dekat, apalagi posisi Rose sekarang sedang terdiam menatap kagum kearah Adrian sambil menopang dagu dengan tangannya, jangan lupakan senyum konyol Rose yang saat ini terlihat menyebalkan dimata Arkan. "Rose, suami kamu yang ganteng tuh, disini, bukan disana." Arkan telak menyindir sang istri.

Monachopsis ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang