♡♡♡
Kayara pulang ke rumah dengan wajah menunduk, walaupun ini bukan yang pertama kalinya ia kabur dari jadwal kencan buta, tapi tetap saja, setelahnya dari kabur, ia selalu takut jika mendengar Mamanya mengomel.
Seperti sekarang, seakan otak Saffa bermuatan jutaan giga byte, semua rentetan kesalahan Kayara ia jabarkan, walaupun hanya berkaitan dengan kencan buta yang sering ia atur.
"Mama itu ya, Yara, nggak habis pikir sama kamu, kenapa setiap cowok yang ketemu selalu saja nggak cocok, alasan kamu ini lah, nanti alasannya ini lah."
Kayara sangat ingin menyahut, ia ingin memberi penjelasan dan pembelaan terhadap dirinya, tapi ia terlalu mengenal sang Mama, Saffa memang bukan lawan yang gampang dalam berdebat.
"Sekarang, coba lihat, jam berapa ini? Kamu harusnya sudah janjian sama Alvaro, tapi karena kamu kabur ke rumah Mona, mama harus reschedule jadwal janjian kamu sama dia."
"Mama, kenapa dijadwal ulang sih, batalin aja udah."
"Enak aja, pokoknya mama nggak mau tau, besok siang, kamu harus temani Alvaro makan, restorannya sudah mama pesan."
"Mama iih, kok jadi mama yang pesan tempat, kesannya kayak aku yang mau banget sama dia."
"Udah deh, nggak usah ngeluh, kamu itu udah 27 tahun Kayara, Kaiden udah punya anak, kamu masih belum pernah ngenalin pacar ke mama, gimana mama nggak worry."
"Kayara bakal kenalin kok, tapi nanti, bukan sekarang, Kayara mau nyari sendiri, bukan dicariin, Kayara nggak suka diatur-atur masalah cowok, selera kita beda jauh mama, Yara nggak suka Alvaro."
Saffa jengah, ia menutup kedua telinganya saat Kayara berbicara, "mending kamu masuk kamar sekarang, terus pikirin besok mau pakai baju apa supaya cantik, udah sana."
Kayara berdiri dari sofa lalu berjalan menuju kamar dengan ekspresi sebal, ia tidak berani memperlihatkan pada Saffa apalagi Alvin, biasanya, ketika ia marah, ia akan mengganti pakaiannya menjadi pakaian santai lalu berjalan ke ruang gym yang ada dibagian belakang rumahnya.
***
Adrian mengeratkan selimut pada tubuh putrinya yang masih terlelap. Perjalanan pulang dari Zurich ke Jakarta memang membutuhkan waktu yang cukup lama. Penerbangannya membuat mereka harus menghabiskan waktu sekitar 16 jam diudara.
Adrian menatap ke luar jendela, saat Zuya masih lelap tidur, ingatannya melayang pada beberapa saat ketika ia dan putrinya sempat berbincang.
"Zuya kangen Star, menurut papa, dia masih bisa ingat nggak sama Zuya?"
"Mungkin masih, mungkin juga enggak." Adrian menjawabnya realistis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monachopsis ✔
Romance(FOLLOW SEBELUM BACA) 🍁 Adrian-Kayara's Story 🍁 Monachopsis... Pernahkah kalian merasa ada sesuatu yang memberi kalian tanda saat berada ditempat yang tidak tepat? Yes, that is the meaning of Monachopsis...