🍂🍂🍂
Disepanjang perjalanan pulang, tidak ada satu kata pun yang terucap dari mulut Kayara. Ia masih berusaha menahan agar isakannya tidak terdengar nyaring, sementara matanya masih belum bisa berhenti mengeluarkan air. Dadanya terasa sangat nyeri, kepalanya juga sakit dan setiap helaan napas yang ia ambil seolah ada sesuatu yang menekan jantungnya.
Adrian sesekali menoleh kearah Kayara, jujur saja, melihat gadis itu menangis hebat setelah dipertemukan dengan istrinya, dia merasa sangat khawatir. Melihat Kayara yang biasanya tangguh dan tidak mudah dijatuhkan, kini terlihat sangat rapuh, gadis itu duduk sambil menyandarkan kepala dan punggungnya dikursi, ia juga memeluk erat tubuhnya sendiri, bahkan gaun panjangnya terlihat sudah sangat kotor pada bagian bawah, tapi Kayara seolah tidak peduli itu, ia hanya fokus menikmati rasa sakit, ia tengah bersedih.
"Kamu harus tenang dulu, Dara, baru bisa pulang," kata Adrian mengemudikan mobil kearah rumahnya.
Kayara dengan cepat menoleh dan menggeleng, "please, antar aku pulang, aku capek."
Adrian memilih menepikan mobilnya, ia menoleh kebelakang sekilas dan mendapati Zuya sudah terbaring lelah, gadis itu tengah tertidur.
Kayara kini menatap Adrian lekat, ia terlalu lelah bahkan sekedar bertanya mengapa pria itu memberhentikan mobilnya sekarang, namun Adrian seakan bisa membaca tatapan Kayara itu, ia pun menjawab. "Kamu perlu tenang dulu, kamu terlihat beratakan."
Adrian mengulurkan tangannya untuk merapikan sedikit rambut Kayara, pada awalnya, gadis itu tidak bereaksi apapun, ia hanya menatap lurus kearah Adrian yang matanya juga masih merah karena habis menangis. Namun, ketika bayangan Kayouna kembali hadir dalam benak Kayara, dengan reflek yang masih bekerja dengan baik, Kayara menepis tangan Adrian, matanya bahkan ia alihkan kearah luar jendela mobil. "Aku mau pulang."
Mendengar suara datar Kayara, Adrian tadinya hendak merespon, tapi mengingat kondisi gadis didepannya ini mungkin masih terguncang, ia pun mengurungkan niat. "Aku bakal antar kamu pulang sekarang."
Adrian kembali melajukan mobilnya menuju rumah kediaman keluarga mahardhika. Ketika mereka tiba, tadinya Adrian ingin keluar mobil dan membukakan Kayara pintu, tapi Kayara bertindak sendiri dengan cepat. Ia membuka pintu tanpa sempat Adrian keluar dari mobil.
"Kamu nggak papa, masuk sendiri?" tanya Adrian yang sangat terlihat jika ia khawatir.
Kayara menyahut dengan wajahnya yang masih memerah. "It's okay, kayaknya ada Alvaro di dalam dia pasti udah ngasih tau orang tua aku."
"Tapi aku bisa-"
"No, Adrian," Kayara menolak secara halus, "it's okay, aku baik-baik aja, aku bisa sendiri."
Kayara berbalik dan berjalan meninggalkan Adrian tanpa berani menoleh, ia menutup pintu dengan perasaan yang bercampur aduk, dilihatnya, Adrian masih berdiri di tempat menatap lurus kearahnya, dengan berat hati, Kayara menutup pintunya kemudian berjalan menuju kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monachopsis ✔
Roman d'amour(FOLLOW SEBELUM BACA) 🍁 Adrian-Kayara's Story 🍁 Monachopsis... Pernahkah kalian merasa ada sesuatu yang memberi kalian tanda saat berada ditempat yang tidak tepat? Yes, that is the meaning of Monachopsis...