🍂🍂🍂
Kayara bangun dari tidur singkatnya saat langit pagi bahkan belum mengeluarkan warna cerah. Langit gelap masih menghias, namun dirinya sudah bersemangat untuk memulai hari. Hal pertama yang dia lakukan setelah membuka mata adalah berjalan kearah cermin, wanita itu menatap dirinya di depan pantulan cermin sambil memasang ekspresi konyol.
Rona merah pada kedua pipinya jelas terlihat, dia teringat akan mimpi dalam tidur singkatnya, kayara sekali lagi tersenyum sambil menutup wajahnya karena malu. "Apaan sih, random banget, kayak baru bujang aja mimpi kayak gitu," gumamnya kemudian bergegas berjalan kearah kamar mandi.
Kayara selesai membersihkan diri dan mengganti piyama satinnya dengan pakaian santai. Kaos Gucci dan celana denim terlihat cocok untuknya hari ini. Selesai membersihkan diri, Kayara berjalan keluar kamar dan berniat ke dapur, dia akan menyiapkan sarapan untuk pagi ini.
Kayara dan dapur adalah perpaduan aneh pada pagi hari, untuk wanita yang selalu tidur setelah selesai sholat subuh itu, embun pagi sangat tidak bersahabat dengannya. Tapi, hari ini, Kayara berbeda, dia rela bangun pagi untuk memasak sarapan, bahkan Saffa membulatkan matanya ketika melihat meja makan sudah penuh, padahal dia baru berniat ingin menyiapkan sarapan.
"Papa nggak biasa sarapan nasi Yar, kenapa masak nasi goreng, pakai sosis lagi." Saffa berjalan mendekat.
"Sarapan buat Papa, sudah Yara siapkan, ada Kaya toast disana."
Saffa menoleh kearah piring yang ditunjuk oleh Kayara. "Mama juga nggak biasa sarapan pakai nasi, perasaan kamu sudah hapal, jadi, kenapa masak nasi goreng?" Wanita itu seakan masih tidak percaya dengan apa yang dilakukan putrinya pagi ini.
"Nasi gorengnya bukan buat Mama sama Papa," sahut Kayara kemudian.
"Terus? Kamu nggak bakal bisa makan ini sendirian, Yara."
Kayara selesai menyiapkan sarapan nasinya lalu berjalan mendekati Saffa. "Buat Adrian sama Zuya, mereka juga perlu sarapan."
Untuk beberapa saat, Saffa lupa jika di rumahnya ada orang lain selain keluarga inti. "Aah, iya, Mama lupa kalau mereka ada, ya sudah, kalau begitu kamu cepat antar sarapan buat mereka, kasihan kalau harus nunggu, apalagi Zuya."
Kayara mengangguk dan bergegas membawa sarapan yang sudah dia masak ke anak rumah di halaman belakang. Saffa menatap Kayara yang sudah berjalan dengan ekspresi riang, Alvin yang baru saja tiba di ruang makan bahkan menatap istri dan anaknya heran. "Kenapa Yara?"
"Tau, kesurupan apa dia, pagi-pagi udah masak, biasanya jam segini masih tidur."
Alvin merangkul pundak sang istri sambil terkekeh, "biarin ajalah, dia kelihatan senang, kita juga harus senang lihatnya."
***
Kayara mengetuk pintu rumah bercat putih itu dengan pelan, tidak menunggu lama, Zuya bergegas membukakannya pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monachopsis ✔
Romance(FOLLOW SEBELUM BACA) 🍁 Adrian-Kayara's Story 🍁 Monachopsis... Pernahkah kalian merasa ada sesuatu yang memberi kalian tanda saat berada ditempat yang tidak tepat? Yes, that is the meaning of Monachopsis...