32. Sayang

7.3K 814 69
                                    

🍂🍂🍂

Masih dengan ekspresi wajah yang bingung, Kayara menatap Adrian dengan mata yang mengerjap berkali-kali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih dengan ekspresi wajah yang bingung, Kayara menatap Adrian dengan mata yang mengerjap berkali-kali. "Apa itu artinya kamu nembak aku?" Dia berusaha memperjelas keadaan.

Adrian terdengar terkekeh pelan sambil mengusap ujung hidungnya. "Aku nggak bawa pistol, sayang, kenapa tiba-tiba kita bahas tembak-tembakan?"

Kayara tidak bisa mengontrol debar jantungnya yang berpacu dengan gila, wajahnya bahkan memerah tanpa dikomando, membuat Adrian semakin puas menggoda wanita di depannya ini. "Bukan tembak itu yang aku maksud."

"Terus?"

Kayara terdiam sesaat, bermain kata dengan Adrian benar-benar membuat emosinya juga ikut bermain. "Kita dating sekarang?"

"Bukannya udah dari dulu?"

"Adrian!"

Pria yang disebut namanya itu hanya bisa tertawa, "oke, aku nyerah, kamu kalo udah marah gitu mukanya jadi merah, walaupun aku nggak yakin merahnya karena marah atau salah tingkah."

Dengusan dari wanita berambut panjang itu mulai terdengar. "Kenapa bulan ini kacau banget buat aku," keluh Kayara.

Mendengar wanitanya berbicara sendiri, Adrian mendekatkan duduknya lalu mengangkat tangannya untuk mengusap puncak kepala Kayara. "Kenapa bulan ini kamu merasa kacau?"

Kayara yang tidak berniat menepis tangan Adrian dari kepalanya langsung menjawab. "Alvaro jalan sama wanita lain, terus kamu, kamu hilang ingatan, walaupun cuma sedikit memori yang hilang, tapi kenapa kamu sempag lupa sama aku, terus sekarang-"

"Sekarang apa?"

"Sekarang kamu bikin aku bingung."

Kening Adrian menyerngit, "bingung kenapa?"

"Bingung karena kamu, kamu dibilang lupa, tapi detik ini memperlakukan aku seakan-akan tidak pernah ada apapun yang terjadi sama ingatan kamu, apa kamu benar-benar hilang ingatan?"

"Aku udah bilang sama kamu." Adrian menatap lurus kearah manik mata Kayara. "Aku lupa beberapa momen antara aku sama kamu ataupun sama yang lain, tapi tidak dengan satu hal yang bisa langsung aku rasakan, terlebih aku tau itu perasaan apa."

Kayara terdiam, dia membiarkan Adrian menyelesaikan kalimatnya.

"Kamu mau tau, perasaan apa yang aku maksud?"

"Perasaan apa?" sahut Kayara pelan.

Adrian masih mengunci tatapannya pada Kayara, saat dirinya ingin menyahut, tiba-tiba jiwa jahilnya muncul kepermukaan dan sahutan setelahnya berhasil membuat Kayara jengkel setengah mati.

Monachopsis ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang