39. Company

5.2K 680 24
                                    

🍂🍂🍂

Kayara terkejut ketika melihat Adrian datang pada malam hari sambil membawa Zuya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kayara terkejut ketika melihat Adrian datang pada malam hari sambil membawa Zuya. Pria itu terlihat memakai jaket kulit hitam dan kaos putih di di dalamnya, membuat Kayara mempertanyakan, mau kemanakah kekasihnya itu saat malam seperti ini.

"Aku boleh titip Zuya nggak? Aku mau pergi, katanya Zuya udah janjian sama Mama kamu."

Kayara yang masih mematung di depan pintu hanya mengangguk. Zuya berpindah ke sisi Kayara lalu melambaikan tangannya pada Adrian saat Papanya hendak berjalan menjauh, namun, belum sampai Adrian ke mobil, Kayara sudah menyusul.

"Mau kemana?" tanya wanita itu.

Adrian berbalik dengan memasang senyum di wajahnya, "aku ada urusan sebentar, kamu tolong jaga Zuya ya."

"Kemana dulu bilang, kamu tuh gitu terus Dri, kalau pergi bilang ada urusan, nanti ujung-ujungnya pasti ada sesuatu yang terjadi, aku nggak mau lagi ya ada yang kayak gitu."

Adrian memang tidak bisa mengelak dari Kayara, dia tahu kekasihnya ini cukup keras kepala dan posesif, tidak ada celah untuk menyembunyikan sesuatu, dia pun akhirnya memilih jujur. "Aku mau pergi sama Andre, kami mau bertemu dengan salah satu kelompok mafia di salah satu club, ada hal yang perlu kami bicarakan berkaitan dengan masalah perusahaan aku."

Mendengar kata mafia, berhasil membuat mata Kayara melebar, "mafia?"

Adrian merutuki mulutnya yang tidak sengaja mengeluarkan kata tersebut.

"Kamu bilang mau ketemu mafia?"

"Iya, Sayang, tapi kamu nggak perlu khawa-"

"Nggak perlu khawatir kamu bilang! Dri, ini mafia, bukan geng preman ecek-ecek, kamu gila kesana cuma berdua bareng Andre, kalau ada apa-apa gimana, kamu merasa punya nyawa berapa sih, Sembilan?"

Adrian nyaris kehabisan waktu jika dia terus meladeni Kayara marah-marah sekarang, untuk memotong waktu berbincang dadakan mereka, Adrian bergegas masuk ke dalam mobil setelah mendaratkan ciuman kilatnya pada dahi Kayara. "Aku pergi, babe, hati-hati di rumah, aku bakal telpon kamu nanti, bye."

Kayara nyaris berteriak memanggil Adrian yang sudah mulai menyalakan mesin mobilnya, tapi terhalang dengan posisinya yang saat ini berada di depan rumah, jika saja urat maunya putus, Kayara mungkin akan berlari sambil berteriak memanggil Adrian dan menahannya agar pria itu batal pergi.

***

Adrian melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi bersama Andre menuju sebuah club ternama yang hanya bisa dimasuki oleh orang-orang tertentu saja. Setibanya disana, mereka langsung berjalan membelah kerumunan dan mencari kelompok yang sudah berjanji akan menemui mereka.

Andre menyebutkan nama dari salah satu anggota mafia tersebut kepada pelayan dan setelahnya mereka berdua diarahkan ke ruangan yang bisa dibilang ruangan privat karena letaknya berada dipaling ujung dan paling luas.

Monachopsis ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang