34. Surat

6.4K 751 27
                                    

🍂🍂🍂

Kayara menutup surat Kayouna dengan perasaan tidak menentu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kayara menutup surat Kayouna dengan perasaan tidak menentu. Dia yakin jika surat itu tidak jatuh pada tangan yang salah, terlebih untuk sandi kunci yang jelas bisa dia tebak dengan mudah.

Adrian yang ikut membaca surat tersebut kini menatap Kayara, dia meneliti wajah kekasihnya itu dengan cermat. Mereka berdua larut dalam kebingungan.

"Ayah tiri Kayouna emang suka mukul dia dari Sma, maka dari itu dia sering tidur di rumah aku." Kayara memulai percakapan.

"Dia juga pernah cerita kayak gitu," sahut Adrian.

Mata Kayara kini beralih pada Adrian Yang berusaha menariknya untuk duduk dipangkuan pria itu.

"Ayah tirinya Kayouna jua nggak akan segan-segan buat jahatin orang Yang menghalanginya, aku ngerti kenapa Kayouna memutus semua komunikasi kami setelah berpisah, tapi...," Kayara terlihat bingung. "Aku nggak paham poin ketiga, Dri, apa maksudnya sudah mengambil sesuatu dari aku, selama ini aku nggak pernah kehilangan sama sekali."

Pertanyaan Kayara membuat Adrian menggelengkan kepala, "jujur, aku kurang tau, hanya Kayouna yang tau maksud dari apa yang dia tulis, semenjak dia sudah nggak ada, kotak itu nggak bisa terbuka, aku udah berusaha nebak, tapi hasilnya nihil, dan hari ini, u did it."

Kayara masih menatap Adrian lekat, pikirannya melayang entah kemana sambil memikirkan surat Kayouna yang masih ditangannya. Melihat Kayara terdiam, Adrian berinisiatif untuk mengajaknya pulang karena hari sudah mulai sore.

"Sudah sore, gimana kalo kita pulang?"

Kayara seolah tersadar, matanya reflek menatap kearah jam di dinding lalu menghembuskan napasnya pelan, "aku beres-beres bentar, setelahnya kita pulang."

***

Adrian melajukan mobilnya menuju kediaman keluarga Mahardika, ketika sudah tiba, dia sempat ditawari oleh Kayara untuk mampir, tapi pria itu menolaknya dengan halus karena baru ingat jika dia sudah terlalu lama meninggalkan Zuya di rumah.

"Aku langsung pulang ya, Zuya udah terlalu lama aku tinggal," kata Adrian.

Kayara yang mengerti hanya bisa mengangguk, "ya sudah, kalau gitu hati-hati dijalan."

Adrian sempat mendaratkan ciuman singkatnya pada kening Kayara sebelum dia kembali melajukan mobil hitamnya, sementara itu, ketika Adrian sudah menghilang diujung jalan, Kayara masih berdiri di depan rumahnya sambil memegang kotak surat Kayouna.

Kayara masuk ke dalam rumah tanpa mampir ke ruang tengah seperti kebiasaannya, kakinya langsung melangkah menuju kamar dan setelah itu, dikuncinya rapat-rapat pintu. Wanita itu tidak menunda dirinya untuk membersihkan badan, ketika sudah masuk kamar, Kayara langsung mandi dan setelahnya kembali fokus pada surat Kayouna.

Beberapa kali berusaha mencari jawaban dari surat Kayouna yang menurutnya ambigu, Kayara menyerah ketika jam makan malam tiba. Saffa sudah berteriak dari luar kamarnya untuk menyuruh anak perempuannya itu untuk turun, tapi bukannya turun untuk makan bersama, Kayara malah menyambangi ruang makan untuk berpamitan.

Monachopsis ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang