🍂🍂🍂
"Bos, klub kita yang di jalan Pahlawan di banned oleh pemerintah."
Sam menyemburkan Winenya saat salah satu anak buahnya memberi laporan. "What?! Di banned? Kenapa bisa?"
"Polisi mengincar beberapa anak buah kita, dan saat pemeriksaan, dia kedapatan membawa banyak barang, akhirnya, polisi sekitar memutuskan untuk menutup paksa club, surat pernyataan resminya juga sudah dikeluarkan."
"Si bodoh, kenapa mereka bisa selalai itu," gumam Sam geram. "Sekarang, hubungi orang-orang disana, cari yang terkait dengan masalah itu, lalu tuntaskan secepat mungkin, lakukan seperti biasa, jangan sampai ini berdampak pada rencana besar kita."
"Baik Bos."
***
Jika Sam tengah gusar karena salah satu klubnya di banned, maka Adrian tengah tersenyum menatap laporan yang dikirimkan oleh Alvaro melalui emailnya. Kelompok Alvaro sudah mulai bergerak, lambat saja, namun gerakan itu perlahan mulai mengikis pertahanan Sam.
Adrian tahu, jika pemasukan Sam dari klub tidak main-main, dan Alvaro cukup pintar untuk melumpuhkan klub besar terlebih dahulu sebagai langkah awal perlawanan mereka.
"Klub yang di banned adalah salah satu klub besar dari 5 klub milik Sam, kita benar-benar mengambil langkah awal yang baik, Dri," kata Andre.
Adrian mengangguk, "Iya Ndre, kelompok Alvaro tepat sasaran, kita juga patut mengapresiasi petugas yang bersangkutan, biasanya mereka bisa tutup mulut dengan uang Sam."
"Permulaan yang sadis, setelah ini, apalagi yang harus kita lakukan?"
Adrian terlihat berpikir, "kita cuma perlu membuat Sam merasa menang sekali lagi, dan tentu saja dengan kemenangan yang besar, tanpa dia sadar bahwa itu adalah awal dari kehancuran dirinya sendiri."
***
Adrian pulang dari kantor dengan ekspresi lelah. Seharian bergulat dengan masalah keuangan kantor yang kacau membuat tenaganya terkuras. Saat memasuki rumah, Adrian tersenyum ketika melihat putrinya datang menyambutnya dengan senyum cerah.
"Welcome home, Papa," sapa Zuya sambil menghambur memeluk Adrian.
"Hai, Sayang, kamu sendirian?"
Zuya mengangguk, "iya, aku sendiri, tapi aku sudah masak makan malam sama Mbak Lila."
"Kamu? Masak? Serius?"
Zuya mengangguk lagi dengan semangat, "iya, Zuya masak, kalau nggak percaya, lihat aja sendiri."
Zuya menarik pelan tangan Adrian menuju ruang makan, mata pria itu melebar saat melihat beberapa lauk dan hidangan tersedia menghiasi meja. "Wah, malam ini Papa bakal makan besar, perut Papa pasti buncit setelah makan malam."
KAMU SEDANG MEMBACA
Monachopsis ✔
Romance(FOLLOW SEBELUM BACA) 🍁 Adrian-Kayara's Story 🍁 Monachopsis... Pernahkah kalian merasa ada sesuatu yang memberi kalian tanda saat berada ditempat yang tidak tepat? Yes, that is the meaning of Monachopsis...